MAKALAH IPA
Dosen Pengampu: Drs. Daroni, M.Pd
Oleh :
1. Siwi Candra dinata (1401412554)
2. Vinda Tri Astuti (1401412377)
3. Dedy Sudianto (1401412525)
4. Indrawati (1401412608)
5. Ihksan Dwi P. (1201412612)
PGSD UPP TEGAL
FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG
TAHUN 2013
BAB 1
PENDAHULUAN
I.
Latar Belakang
Dalam materi Makhluk Hidup dan Lingkungannya ini kita akan membahas tiga
pokok bahasan, yaitu pertama organisasi kehidupan, kedua saling ketergantungan
antar makhluk hidup, dan ketiga pencemaran lingkungan serta etika lingkungan.
Berdasarkan cirri-ciri yang dimiliki
makhluk hidup, makhluk hidup ini dikelompokkan dalam beberapa kelompok-kelompok
dalam sejumlah taksa. Walaupun kita ketahui bahwa makhluk hidup itu berkelompok
sesame jenisnya, tapi kita juga mengetahui bahwa makhluk hidup itu juga
bergantung sengan beberapa kelompok lain dan lingkungan sekitar. Apakah yang
akan terjadi jika antar sesame makhluk hidup terjadi interaksi, dan apa yang
akan terjadi jika makhluk hidup itu beraktivitas secara individu, serta
akibatnya?
Terjadinya kerusakan lingkunga
disebabkan karena aktivitas manusia. Tanpa campur tangan manusia alam berada dalam keseimbangan. Pencemaran
itu tentu berpengaruh terhadap lingkungan sekitar. Untuk mengurangi pencemaran
lingkungan itu, tentu kita sangat memerlukan etika lingkungan.
Organisasi kehidupan, adanya saling
ketergantungan antar makhluk hidup, pencemaran, etika lingkungan, dan hubungan
makhluk hidup dengan lingkungannya.
Di dalam suatu ekosistem senantiasa
terjadi berbagai dinamika kehidupan seperti rantai makanan, jaring - jaring
makanan, pembentukan biomassa, piramida makanan, siklus materi, aliran energi
dan lain - lain. Dalam mengembangkan kesimpulan rantai makanan yaitu dengan
adanya produsen, konsumen dan dekomposer maka dapat digunakan untuk membahas
aliran energi dalam ekologi. Pada rantai makanan masing - masing kelompok
organisme yang mempunyai jarak transfer makanan dari sumber energi akan menempati
suatu tingkatan trofik tertentu. Pada umumnya produsen akan mempunyai tingkat
trofik yang paling rendah.
II.
Rumusan Masalah
Setelah kita mengetahui
latar belakang materi yang dipaparkan diatas, kita dapat menarik beberapa
rumusan masalah yang menjadi permasalahan dalam materi ini, diantaranya:
1.
Apa yang dimaksud dengan
organisasi kehidupan? Komponen-komponen apa saja yang terdapat dalam organisasi
kehidupan?
2.
Apa yang dimaksud dengan saling
ketergantungan antar makhluk hidup dan contohnya?
3.
Apa pengertian pencemaran dan
etika lingkungan?
III.
Tujuan Penulisan
Secara lebih rinci,
setelah anda mempelajari makalah ini diharapkan dapat:
1. Menjelaskan konsep individu, populasi, komunitas, ekosistem, bioma, dan
biosfer.
2. Membedakan pengertian dari individu, populasi, komunitas, ekosistem,
bioma, dan biosfer.
3. Menjelaskan adanya saling ketergantungan antar makhluk hidup,
4. Menjelaskan dan membedakan piramida ekologi,
5. Menerangkan sebab dan akibat pencemaran,
6. Menjelaskan tentang etika lingkungan.
BAB 2
PEMBAHASAN
2.1. ORGANISASI KEHIDUPAN
Mempelajari lingkungan hidup perlu memahami
konsep konsep ekologi, karena salah satu kehidupan lingkungan hidup adalah
ekologi. Untuk lebih detailnya, terlebih dahulu kita membahas arti individu
dalam keseharian. Anda tentu sering melihat seekor anak berjalan atau sebatang
pohon jambu tumbuh di pekarangan. Yang anda lihat tersebuat adalah satu makhluk
hidup. Satu makhluk hidup yang anda lihat itu disebut individu. Individu selalu bersifat tunggal. Pernahkah anda menanam
ubi kayu dengan cara stek? Potongan ubi kayu itu akan tumbuh menjadi individu baru.
Telur burung berasal dari induk burung betina dapat menetas dan menghasilkan
individu burung. Makhluk hidup
cenderung berkumpul atau tumbuh dengan sejenisnya. Coba anda amati kambing
berkumpul dengan kambing lainnya, ayam dengan ayam lainnya, bambu kuning
serumpun dengan bambu kuning dalam istilah biologi disebut satu spesies. Perlu anda ketahui bahwa organisme yang sama spesiesnya menurut
pembawaannya mempunyai sifat morfologi, anatomi, dan fisiologis yang sama.
Sifat-sifat tersebut juga dimiliki oleh keturunannya.
Populasi dalam arti ekologi sekumpulan
individu sejenis yang hidup dan berbiak pada suatu daerah tertentu pada waktu
tertentu. Populasi sangat berperan dalam mempelajari ekologi atau dengan kata
lain bahwa satuan dasar pengkajiannya adalah populasi. Kelompok makhluk hidup disawah membentuk suatu populasi.
Populasi yang ada di sawah antara lain, sekelompok tanaman padi, sekelompok
semanggi, sekelompok burung pipit yang
sejenis, sekelompok keong, sekelompok belalang, sekelompok hama wereng,
sekelompok tikus. Menurut Soeriatmadja R.E (1981) bahwa untuk menentukan
batasan populasi adalah dengan berdasar kepada adanya pengaruh satu individu
terhadap individu lain dalam populasi. Jadi populasi adalah kumpulan individu
sejenis yang selalu melakukan saling hubungan. Saling hubungan antar anggota
populasi dapat berupa persaingan dalam mempertahankan hidupnya atau dalam
memperbanyak kelompoknya yang disebut kompetisi.
Pertumbuhan populasi dipengaruhi oleh tersedianya bahan makanan dan ruang
tempat hidupnya. Pertumbuhan cenderung akan melaju terus dengan cepat bila
bahan bahan untuk hidup berlimpah dan ruang geraknya makin luas. Sebaliknya populasi
akan mengendor pertumbuhannya bila ruang dan bahan-bahan untuk hidupnya menjadi
terbatas.
Setelah populasi terbentuk dan tumbuh terus
maka akan menjadi komunitas. Menurut
Odum, E.P. (1993) Komunitas adalah semua
organisme baik hewan maupun tumbuhan yang menghuni satu derah. Komunitas dapat
berupa kumpulan populasi dari berbagai makhluk hidup, mulai kumpulan semak
rumput alang-alang, populasi serangga di batang kayu yang membusuk, sekumpulan belalang, hingga populasi kuda.
Dalam komunitas akan terjadi hubungan
organisme dengan sesamanya dan dengan lingkungannya disebut ekosistem. Ekosistem merupakan suatu
sistem, terdiri atas komponen hayati atau makhluk hidup dan nonhayati seperti
tanah, air, udara, bangunan dan lain-lainnya. Singkatnya ekosistem merupakan
kumpulan organisme yang membentuk komunitas bersama lingkungan fisiknya.
Berdasar fungsinya
suatu ekosistem terdiri atas :
1. Makhluk
hidup autotrof yaitu mahkluk hidup yang dapat membuat makanan sendiri
2. Mahkluk
hidup heterotrof yaitu mahkluk hidup yang tidak dapat membuat makanan sendiri,
untuk hidupnya harus memakan mahkluk lain.
Berdasar
penyusunnya suatu ekosistem terdiri atas :
1. Abiotik
yaitu tanah, air, udara, batu dan benda tak hidup lainnya
2. Biotik
yaitu
· Produsen
: mahkluk hidup autotrof
· Konsumen
: hewan, manusia
· Pengurai
: organisme heterotrofik yang menguraikan organisme mati dan hasilnya untuk
produsen
Secara garis besar ekosistem dapat dibedakan
atas ekosistem daratan da ekosistem perairan. Ekosistem daratan dapat berupa
pekarangan, ladang, sawah,padang, dan gurun. Ekosistem perairan dapat berupa air tawar yang menggenang, air
tawar yang mengalir, payau dan lautan. Di antara kedua ekosistem tersebut ada
ekosistem transisi yang disebut lingkungan air payau yaitu pertemuan antar
perairan air tawar dengan air laut.
Tempat mahkluk hidup biasanya tinggal atau
tumbuh secara alamiah yang berukuran luas disebut bioma. Bioma memiliki berbagai jenis di dunia, antara lain :
1. Hutan
hujan tropis -> terdapat di
Indonesia, Asia Tenggara, Australia
2. Hutan
musim tropis -> terdapat di Asia Tenggara dan India
3. Hutan
iklim sedang -> terdapat di pantai Pasifik (California – Washington)
4. Taiga
-> terdapat di Amerika utara, Eropa, peg. di Asia
5. Savana
-> terdapat di NTT, Irian Jaya, Australia
6. Gurun
-> terdapat di Afrika, Arab, Australia, Amerika serikat
2.2. SALING KETERGANTUNGAN ANTARA MAKHKUK HIDUP
Kehidupan makhluk hidup sangat bergantung
kepada komponen makhluk tidak hidup atau factor fisik, misalnya dalam
memperoleh makanan. Makhluk hidup memperoleh makanan dari alam dan
penyebarannya pun dikendalikan oleh toleransinya terhadap kondisi lingkungan.
Aktifitas makhluk hidup atau komponen biotik juga mempengaruhi lingkungan fisik
atau komponen abiotic.
Contoh
dimana aktivitas makhluk hidup mempengaruhi lingkungan fisik.
a.
oksigen yang berada diudara adalah hasil fotosintesis tumbuh – tumbuhan.
Dan menghasilkan oksigen ke air dan udara.
b.
Akibat asam yang dikeluarkan oleh jamur dapat melarutkan mineral yang
ada dalam tanah,sahingga mempercepat hancurnya batu – batuan. Terbentuknya
tanah dari batuan antara lain seperti akibat hewan penggali tanah, sepwrti
cacing, kepiting,serangga – serangga tanah dan lain – lain. Jadi tumbuhan –
tumbuhan memegang peranan penting dalam pembentukan sifat – sifat tanah.
c.
Secara tidak langsung daerah yang terkena gempa dan angina rebut,
susunan dan sifat-sifat tanahnya akan berubah sebagai akibat banyaknya
pembentukan tumbuh-tumbuhan yang tumbang dan pembusukan bangkai-bangkai hewan
yang mati.
Semua organisme ememerlukan energi atau tenaga untuk hidupnya. Ada
organisme yang memperoleh makanan dengan jalan membuat sendiri seperti
organisme ototrof yang dapat
berfotosintesis karena memperoleh klorofil atau zat hijau daun. Tatapi ada pula
organisme yang memperoleh makanannya dengan jalan memakan organisme lain yang
disebut organisme heterotrof
Untuk tingkat makan memakan antara organisme itu disebut tingkat tropic. Tumbuhan hijau atau
tumbuhan berklorofil dapat membuat makanannya sendiri dengan jalan
fotosintesis,maka tumbuhan itu disebut produsen. Ulat yang makan tumbuhan
disebut konsumen pertama. Ulat
dimakan burung, berarti burung konsumen
kedua. Dan begitu seterusnya.
Hewan yang makanan utamanya tumbuhan disebut herbivore, dan hewan yang
makanan utamanya daging disebut carnivora. Mengingat semua organisme akan
mati,maka karnivora tingkat terakhir pun akan mati,dan bangkainya akan dimakan
jasad renik atau pengurai yang berupa bakteri dan jamur. Hasil penguraian semua
bangakai organisme itu akan dimanfaatkan atau akan dimakan oleh
tumbuhan.sehingga dalam hal ini akan terlihat terjadinya suatu daur atau siklus
makan – memakan.kumpulan beberapa rantai makanan disebut jarring-jaring makanan.
Setiap rantai makanan yang panjang akan terbentuk gambaran seperti piramida, karena setiao perpindahan energi
akan dilepaskan panas. Jadi dari produsen kekonsumen pertama ada panas yang
dilepas ,dari konsumen pertama ke konsumen kedua juga ada panas yang
dilepas,begitu seterusnya sampai dipuncak. Makin kepuncak dari urutan rantai
makanan makin menyempit sehingga terbentuk gambar piramida.
Bila anda memperhatikan suatu jaring-jaring makanan, kemudian dihitung
jumlah makahluk hidup yang membentuknya akan diperoleh gambar bentuk
piramida.gambaran yang berbentuk piramida ini disebut piramida ekologi. Alas
piramida atau tingkat pertama yang berada paling bawah dari piramida merupakan
produsen atau tubuhan hijau. Puncak dari piramida merupakan konsumen akhir yang
biasanya diduduki karnivora. Susunan piramida dari mulai produsen sampai
konsumen puncak disebut tingkat tropik atau setruktur tropik.
Dalam ekosistem terdapat 3 piramida ekologi, yaitu :
a. Piramida jumlah yang artinya melukiskan jumlah individu yang membentuknya. Dasar dari
piramida jumlah ini adalah semua organisme autotrof yang dapat membuat
makanannya sendiri dengan jalan fotosintesis. Dalam piramida ini harus lebih
banyak invidunya dari tingkat diatas-atasnya.
b. Piramida biomasa dapat memberikan gambaran yang lebih jelas tentang hubungan
tingkat-tingkat pada jaring-jaring makanan yang ada. Sebab apabila jumlah berat
kering organisme dari tiap tingkat trofik dilukiskan, maka akan diperoleh
bentuk piramida yang sesungguhnya. Jadi piramida biomasa digambarkan dalam
satuan berat kering persatuan luas atau dihitung dalam kilogram atau gram/m2.
c. Piramida energi memberikan gambaran yang terbaik tentang sifat fungsional dari
komunitas, karena jumlah dan berat organisme dapat ditunjang pada setiap
tingkat tergantung pada setiap energy yang dihasilkan dan digunakan. Piramida
energi dihitung dalam kalori per satuan luas per tahun atau kal/m2/tahun.
Pada piramida energi akan diketahui bahwa beberapa organisme produsen mungkin
jumlah biomas yang dimilikinya lebih sedikit, tetapi jumlah energi yang
dihasilkan dan diberikan kepada konsumen itu lebih tinggi dari produsennya.
2.3. PENCEMARAN DAN ETIKA LINGKUNGAN
Mungkin
anda sudah sering mengamati keadaan lingkungan di sekitar anda. Disekolah,
kampus, bahkan daerah sekitar tempat tinggal anda. Bagaimanakah kebersihan
ditempat-tempat tersebut? Apakah sudah sesuai dengan apa yang anda harapkan?
Sudahkah cukup rapikah? Apakah kota anda sudah tercemar oleh asap yang
dihasilkan dari asap pabrik, kendaraan, serta limbah industri? Banyak masalah pencemaran yang perlu diwaspadai,
seperti hujan asam, efek rumah kaca, penipisan ozon, juga pencemaran perairan.
Tahukan
anda apa penyebab timbulnya kerusakan itu? Penyebab utama kerusakan lingkungan ini adalah jumlah pertumbuhan penduduk di
dunia dan bekembangnya teknologi. Dengan berkembangnya jumlah penduduk,
mendorong berkembangnya kebutuhan-kebutuhan penduduk, seperti sandang, pangan,
papan, serta berbagai perlengkapan untuk hidup.
Beberapa
Negara telah melakukan berbagar cara untuk mengatur pertumbuhan penduduk, namun
pada kenyataannya hal ini dinilai kurang mencapai target. Contohnya saja di
beberaapa daerah di Indonesia. Di Jawa saja jumlah penduduk sudah melampaui
daya dukung lingkungan. Hal ini menyebabkan terjadinya kerusakan lingkungan.
Selain itu, perkembangan teknologi yang menghasilkan alat-alat dan bahan yang
juga mengakibatkan pencemaran lingkungan. Contohnya pabrik-pabrik, kapal,
kereta api, pesawat, dan sebagainya.
1.
Kerusakan lingkungan
Kerusakan
lingkungan dapat kita jumpai dipedesaan maupun perkotaan. Perubahan lokasi
strategis yang seharusnya dijadikan lahan hijau menjadi bangunan-bangunan
sangat disayangkan. Semakin bertambahnya jumlah bangunan maka kerusakan
lingkungan semakin besar. Di kota-kota besar sudah jarang kita temui lahan
hijau, yang selalu kita temui adalah bangunan-bangunan yang menjulang tinggi.
Namun jika kita pergi ke kota-kota kecil seperti kerrawang, magelang, dan
sejumlah daerah lain, kita masih dapat menjumpai hamparan lahan hijau sebagai
pemandangan mata.
Menurut
UNEP (United Nation Environment Program) tahun 1981 kerusakan hutan di dunia
setiap tahun sekitar 11,1 juta hektar hutan tropis dan hutan savana.
Menurut Kartawinata (1975), pengrusakan
hutan alam di Indonesia telah mencapai proporsi yang besar dan akan menimbulkan
pengaruh ekologis yang merugikan. Namun saat ini perhatian pemerintah terhadap
hutan cukup menggembirakan.
Di
pesisir pantai juga banyak kita temui hutan bakau yang mulai rusak. Tahukah anda
apa akibatnya jika hutan bakau rusak? Jika hutan bakau rusak maka hal ini akan
mempengaruhi jumlah produksi perikanan, khususnya udang, kerang, tiram,
kepiting, juga ikan yang biasa hidup di pesisir pantai. Selain itu rusaknya
hutan bakau juga akan mengakibatkan:
a.
Terkikisnya pantai oleh gempuran ombak,
b.
Hancurnya ekosistem terunbu karang,
c.
Kurangnya kesuburan perairan disekitar hutan bakau,
d.
Burung-burung darat yang biasa menggunakan hutan bakau sebagai
habitatnya akan kehilangan tempat,
e.
Meningkatnya penyakit malaria di bekas hutan bakau.
2.
Pencemaran Lingkungan
Pencemaran
lingkungan di bagi menjadi 3 bagian:
a.
Pencemaran tanah
b.
Pencemaran air/perairan
c.
Pencemaran udara
a.
Pencemaran Tanah
Pencemara tanah terjadi
karena tidak dapat berfungsinya tanah tersebut
dengan baik sebagai daratan. Pengalihan
tanah menjadi kawasan pabrik, pertokoan dan lainnya, selain itu
bahan-bahan kimia yang ada juga menyebabkan pencemaran tanah ini. Misalnya,
jika kita menggunakan bahan kimia untuk memberantas hama, maka sisa-sisa bahan
kimia itu akan membekas di tanah. Hal ini yang menyebabkan tanaman sukar
tumbuh. Selain itu plastic, botol bekas, kaleng bekas, yang dibuang dari
pertokoan jg menyebabkan pencemaran tanah. Untuk mengatasi hal ini diperlukan
penanganan khusus.
b.
Pencemaran Air
Air
merukapan kebutuhan manusia yang sangat penting. Air mengandung banyak
karbohidrat, protein, lemak, dan senyawa-senyawa lain, yang merupakan bahan
makanan bagi organisme air.
Pencemaran
air adalah peristiwa masuknya zat, energi,
unsur, atau komponen lainnya kedalam air sehingga menyebabkan kualitas air
terganggu. Kualitas air yang terganggu ditandai dengan perubahan bau, rasa, dan
warna. Tindakan manusia dalam pemenuhan kegiatan sehari-hari, secara tidak
sengaja telah menambahjumlah bahan anorganik pada perairan dan mencemari air.
Misalnya, pembuangan detergen ke perairan dapat berakibat buruk terhadap
organisme yang ada di perairan. Pemupukan tanah persawahan atau ladang dengan
pupuk buatan, kemudian masuk ke perairan akan menyebabkan pertumbuhan tumbuhan
air yang tidak terkendali yang disebut eutrofikasi atau blooming. Beberapa
jenis tumbuhan seperti alga, paku air, dan eceng gondok akan tumbuh subur dan
menutupi permukaan perairan sehingga cahaya matahari tidak menembus sampai
dasar perairan. Akibatnya, tumbuhan yang ada di bawah permukaan tidak dapat
berfotosintesis sehingga kadar oksigen yang terlarut di dalam air menjadi
berkurang.
Ditinjau dari asal
polutan dan sumber pencemarannya, pencemaran air dapat dibedakan antara lain :
1. Limbah Pertanian
Limbah pertanian dapat mengandung polutan insektisida atau pupuk
organik. Insektisida dapat mematikan biota sungai. Jika biota sungai tidak mati
kemudian dimakan hewan atau manusia, orang yang memakannya akan keracunan.
Untuk mencegahnya, upayakan agar memilih insektisida yang berspektrum sempit
(khusus membunuh hewan sasaran) serta bersifat biodegradabel (dapat terurai
oleh mikroba) dan melakukan penyemprotan sesuai dengan aturan. Jangan membuang
sisa obat ke sungai. Sedangkan pupuk organik yang larut dalam air dapat
menyuburkan lingkungan air (eutrofikasi).
2. Limbah Rumah Tangga
Limbah rumah tangga yang cair merupakan sumber pencemaran air. Dari
limbah rumah tangga cair dapat dijumpai berbagai bahan organik (misal sisa
sayur, ikan, nasi, minyak, lemek, air buangan manusia) yang terbawa air
got/parit, kemudian ikut aliran sungai.
Adapula bahan-bahan anorganik seperti plastik, alumunium, dan botol yang
hanyut terbawa arus air. Sampah bertimbun, menyumbat saluran air, dan
mengakibatkan banjir. Bahan organik yang larut dalam air akan mengalami
penguraian dan pembusukan. Akibatnya kadar oksigen dalam air turun dratis
sehingga biota air akan mati. Jika pencemaran bahan organik meningkat, kita
dapat menemui cacing Tubifex berwarna kemerahan bergerombol.
Di kota-kota, air got berwarna kehitaman dan mengeluarkan bau yang
menyengat. Di dalam air got yang demikian tidak ada organisme hidup kecuali
bakteri dan jamur. Dibandingkan dengan limbah industri, limbah rumah tangga di
daerah perkotaan di Indonesia mencapai 60% dari seluruh limbah yang ada.
3. Limbah Industri
Adanya sebagian
industri yang membuang limbahnya ke air. Macam polutan yang dihasilkan
tergantung pada jenis industri. Mungkin berupa polutan organik (berbau busuk),
polutan anorganik (berbuih, berwarna), atau mungkin berupa polutan yang
mengandung asam belerang (berbau busuk), atau berupa suhu (air menjadi panas).
Pemerintah menetapkan tata aturan untuk mengendalikan pencemara air oleh limbah
industri. Misalnya, limbah industri harus diolah terlebih dahulu sebelum
dibuang ke sungai agar tidak terjadi pencemaran.
Di laut, sering
terjadi kebocoran tangker minyak karena bertabrakan dengan kapal lain. Minyak
yang ada di dalam kapal tumpah menggenangi lautan dalam jarak ratusan
kilometer. Ikan, terumbu karang, burung laut, dan hewan-hewan laut banyak yang
mati karenanya. Untuk mengatasinya, polutan dibatasi dengan pipa mengapung agar
tidak tersebar, kemudian permukaan polutan ditaburi dengan zat yang dapat
menguraikan minyak.
4. Penangkapan Ikan Menggunakan
racun
Beberapa penduduk
dan nelayan ada yang menggunakan tuba (racun dari tumbuhan atau potas
(racun)untuk menangkap ikan tangkapan, melainkan juga semua biota air. Racun
tersebut tidak hanya hewan-hewan dewasa, tetapi juga hewan-hewan yang masih
kecil. Dengan demikian racun yang disebarkan akan memusnahkan jenis makluk
hidup yang ada didalamnya. Kegiatan penangkapan ikan dengan cara tersebut
mengakibatkan pencemaran di lingkungan perairan dan menurunkan sumber daya
perairan.
Akibat yang dtimbulkan oleh pencemaran air antara
lain :
1. Terganggunya kehidupan organisme air karena berkurangnya kandungan oksigen.
2. Terjadinya ledakan populasi ganggang dan tumbuhan air (eutrofikasi, dan
3. Pendangkalan Dasar perairan.
4. Punahnya biota air, misalnya ikan, yuyu, udang, dan serangga air.
5. Munculnya banjir akibat got tersumbat sampah.
6. Menjalarnya wabah muntaber.
1. Terganggunya kehidupan organisme air karena berkurangnya kandungan oksigen.
2. Terjadinya ledakan populasi ganggang dan tumbuhan air (eutrofikasi, dan
3. Pendangkalan Dasar perairan.
4. Punahnya biota air, misalnya ikan, yuyu, udang, dan serangga air.
5. Munculnya banjir akibat got tersumbat sampah.
6. Menjalarnya wabah muntaber.
c. Pencemaran
Udara
Pencemaran udara diartikan sebagai adanya bahan-bahan atau zat-zat asing
di dalam udara yang menyebabkan perubahan susunan (komposisi) udara dari
keadaan normalnya. Kehadiran bahan atau zat asing di dalam udara dalam jumlah
tertentu serta berada di udara dalam waktu yang cukup lama, akan dapat
mengganggu kehidupan manusia. Bila keadaan seperti itu terjadi maka udara
dikatakan telah tercemar
Berdasarkan Peraturan Pemerintah RI No. 41 tahun 1999 mengenai
Pengendalian Pencemaran udara, yang dimaksud dengan pencemaran udara adalah
masuknya atau dimaksuknya zat, energi dan/atau komponen lain ke dalam udara
ambient oleh kegiatan manusia sehingga mutu udara ambient turun sampai ke
tingkat tertentu yang menyebabkan udara ambient tidak memenuhi fungsinya.
Bahan-bahan pencemaran udara dapat berupa:
1) Gas, seperti CO2,
CO, SO2, NO, NO2, dan O3
2) Titik-titik
cairan, yaitu awan yang tinggi sekali atau kabut yang dekat dengan permukaan
tanah, yang terdiri dari uap air yang mengembun menjadi titik-titik air,
apabila titik-titik air ini bersentuhan dengan partikel padat yang menyerap SO2
akan membentuk Sulfat. Asam Sulfat ini yang membahayakan kesehatan. Awan atau
kabut yang dekat permukaan tanah akan menghalangi dan menyebabkan sesak nafas.
3) Butiran padat
(partikel padat), meliputi jelaga dalam asap, debu-debu logam, ter, serbuk
bunga, spora jamur yang berterbangan, belerang, timah, dan sebagainya.
4) Pamanasan bumi dan
efek rumah kaca,
2.4.
ETIKA LINGKUNGAN
Etika berasal dari kata Yunani yaitu
“ethos” yang berarti adat istiadat atau kebiasaan.Etika dimengerti sebagai
refleksi kritis tentang bagaimana manusia hidup dan bertindak dalam situasi
konkrit dan tertentu.
Definisi Moral: Moral Ajaran tentang apa
yang dilarang dan apa yang wajib dilakukan oleh manusia supaya bisa menjadi
baik.
MODEL TEORI ETIKA
LINGKUNGAN
Secara teoritis terdapat 3 model teori etika
lingkungan, yaitu:
• Antroposentrisme, Teori yang memandang manusia sebagai pusat dari sistem
alam semesta.
• Biosentrisme, Teori ini menganggap serius setiap kehidupan mahkluk hidup di
alam semesta.
•Ekosentrisme, Teori kelanjutan dari Biosentrisme.
Manusia hanya bisa hidup dan
berkembang sebagai manusia utuh tidak hanya dalam komunitas sosial, tetapi juga
dalam komunitas ekologis, yaitu mahluk yang kehidupannya tergantung dari dan
terkait erat dengan semua kehidupan lain di alam semesta. Manusia dipahami
sebagai makhluk biologis dan ekologis. Etika ini memandang bahwa manusia tidak hanya sebagai
makhluk sosial
A. Sebab – sebab Terjadinya Krisis Lingkungan
Ada beberapa
factor yang menyebabkan terjadinya krisis lingkungan, diantaranya:
1. Perkembangan
teknologi. penggunaan teknologi yang makin pesat membutuhkan sumber daya alam
yang cukup banyak, sehingga di eskploitasi habis-habisan.
2. Ledakan penduduk
pesat. Hal ini menyebabkan kebutuhan SDA yang besar, sehingga SDA dikuras terus
menerus.
3. perkembangan
ekonomi. Kemajuan ekonomi menyebabkan gaya hidup pamer dan konsumsi berlebihan
dari sewajarnya. Hingga memboroskan SDA.
4. Pembangunan.
Pembangunan yang tidak berlanjut karena tidan berwawasan lingkungan,
menyebabkan habisnya SDA yang tidak dapat diperbaharui.
5. Energy.
Perkembangan transportasi dan kebutuhan teaga listrik yang meningkat,
menyebabkan pencemaran.
6. Urbanisasi. Akibat
fasilitas hidup lebih baik dan mudahnya memperoleh pekerjaan di kota besar
menyebabkan terjadinya urbanisasi. Hal ini menyebabkan kurangnya perumahan,
banyaknya pengangguran, banyaknya limbah pemukiman sehingga menimbulkan
pemukiman kumuh.
B.
Prinsip-Prinsip Etika
Lingkungan Hidup
1. Sikap hormat terhadap alam
2. Prinsip tanggung jawab
3. Prinsip solidaritas kosmis
4. Prinsip kasih sayang dan kepedulian terhadap alam
5. Prinsip “no harm”
6. Prinsip hidup sederhana dan selaras dengan alam
7. Prinsip keadilan
8. Prinsip demokrasi
9. Prinsip integritas moral
BAB 3
PENUTUP
3.1.
Kesimpulan
Mempelajari lingkungan hidup perlu memahami
konsep konsep ekologi, karena salah satu kehidupan lingkungan hidup adalah
ekologi. Organisme yang sama spesiesnya menurut
pembawaannya mempunyai sifat morfologi, anatomi, dan fisiologis yang sama.
Sifat-sifat tersebut juga dimiliki oleh keturunannya.
ekosistem merupakan kumpulan organisme yang
membentuk komunitas bersama lingkungan fisiknya. Berdasarkan
fungsinya terdiri dari makhluk hidup autotrof dan heterotrof. Berdasarkan
penyusunannya terdiri dari biotik dan abiotik. Dalam
ekosistem terdapat tiga piramida ekologi, yaitu piramida jumlah, bioma, dan
energy.
Pencemaran yaitu berubahnya tatanan
lingkungan oleh kegiatan manusia atau proses alami, sehingga mutu kualitas
lingkungan turun sampai tingkat tertentu yang menyebabkan lingkungan tidak
dapat berfungsi sebagaimana mestinya. Masuknya bahan pencemar atau polutan
kedalam lingkungan tertentuyang keberadaannya mengganggu kestabilan lingkungan.
Etika berasal dari kata Yunani yaitu
“ethos” yang berarti adat istiadat atau kebiasaan.Etika dimengerti sebagai
refleksi kritis tentang bagaimana manusia hidup dan bertindak dalam situasi
konkrit dan tertentu.
3.2. Saran
Sebagai seorang warga negara yang baik kita dituntut
untuk selalu menjaga kelestarian lingkungan terlebih lagi di sekitar kita.
Menjaga keseimbangan lingkungan sangat bermanfaat untuk bekal kita dan genersi penerus kita
kelak, agar generasi kita bisa ikut menikmatinya.
Kita
sebagai calon pendidik diharapkan dapat mengajarkan kepada peserta didik kita
tentang Organisasi Kehidupan,
Pencemaran dan Etika Lingkungan,
agar mereka lebih peduli terhadap makhluk hidup dan lingkungan
yang ada di alam semesta ini.
BAB IV
DAFTAR PUSTAKA
Tidak ada komentar:
Posting Komentar