CIRI-CIRI MAKHLUK HIDUP
DAN KEANEKARAGAMAN MAKHLUK HIDUP
Konsep Dasar IPA di SD Lanjut
Dosen
Pengampu: Drs.
Daroni, M.Pd
Disusun oleh :
Isti Selviana 1401412067
(01)
Anissa Nur Agustiningrum 1401412160
(04)
Maesaroh Azzahra 1401412245
(08)
Ema Rahayu 1401412515
(18)
Lia Harum Sari 1401412535
(21)
Rombel 2F
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR
FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG
2012
BAB 1
PENDAHULUAN
1.1 Latar
Belakang
Makhluk hidup merupakan benda hidup yang mempunyai
ciri-ciri yang membedakan dengan benda tak hidup. Ciri-ciri tersebut seperti
halnya memerlukan makan, bernapas, tumbuh dan berkembang, mampu berkembang
biak, peka terhadap rangsang serta bergerak. Selain itu, ciri-ciri makhluk
hidup yang membedakan dengan benda tak hidup adalah mengeluarkan zat sisa.
Makhluk hidup di dunia ini sangat beragam. Keanekaragaman
makhluk hidup tersebut yang membuat para ilmuan yang ingin mempelajari makhluk
hidup secara lebih lanjut membuat suatu sistem yang disebut klasifikasi.
Klasifikasi ini bertujuan untuk mempermudah para ilmuan memilah-milah perbedaan
serta persamaan yang terdapat pada makhluk hidup yang satu dengan yang lainnya.
Perbedaan dan persamaan tersebut meliputi perbedaan dan persamaan baik secara
morfologi, anatomi, fisiologi, tingkah laku dan sebagainya.
Keanekaragaman makhluk hidup meliputi berbagai macam
keragaman bentuk, penampilan, jumlah, dan sifat yang terlihat pada berbagai tingkatan persekutuan makhluk
hidup yaitu tingkatan ekosistem, tingkatan jenis dan tingkatan genetik.
1.2 Rumusan
Masalah
Dari
latar belakang masalah yang telah dipaparkan di atas, maka kita dapat menarik
beberapa rumusan masalah, antara lain:
a.
Bagaimana
ciri-ciri makhluk hidup?
b.
Bagaimana
keanekaragaman makhluk hidup?
1.3 Tujuan
Penulisan
Tujuan dari
penulisan makalah ini adalah:
a.
Mengetahui
ciri-ciri makhluk hidup.
b.
Mengetahui
pengertian keanekaragaman makhluk hidup.
c. Mengetahui jenis-jenis keanekaragaman makhluk hidup.
BAB
2
PEMBAHASAN
2.1 Ciri-ciri Makhluk Hidup
Makhluk hidup
mempunyai ciri-ciri yang membedakan dengan makhluk tak hidup. Ciri-ciri
tersebut antara lain;
2.1.1
Makhluk Hidup Berkembang Biak
Berkembang
biak merupakan kemampuan makhluk hidup untuk memperbanyak keturunan. Tujuan
makhluk hidup berkembang biak adalah untuk melestarikan keturunan. Cara
perkembangbiakan makhluk hidup dibagi menjadi dua, yaitu perkembangbiakan secara
vegetatif (tidak kawin) dan perkembangbiakan secara generatif (kawin). Pada hewan
tingkat tinggi umumnya perkembangbiakan dilakukan secara generatif. Sementara,
pada hewan tingkat rendah perkembangbiakan pada umumnya dilakukan secara
vegetatif. Pada tumbuhan, perkembangbiakan juga dilakukan secara vegetatif dan
generatif. Perkembangbiakan secara vegetatif dapat berupa tunas, stek, stolon,
geragih. Adapun perkembangbiakan secara generatif dilakukan dengan menggunakan
biji.
2.1.2
Makhluk Hidup Bernapas
Semua makhluk
hidup pasti melakukan proses pernapasan. Bernapas adalah mengambil udara dari
luar (O2) dan mengeluarkan udara dari dalam (CO2) dari
dalam tubuh. Proses pernapasan ini berguna untuk menghasilkan energi atau yang
lebih dikenal dengan proses oksidasi. Oksidasi merupakan proses pembakaran
makanan dalam tubuh yang berfungsi untuk menghasilkan energei yang berguna bagi
makhluk hidup untuk mampu beraktivitas.
Proses pernapasan makhluk hidup berbeda-beda,
bergantung pada tempat dan jenis makhluk hidup. Makhluk hidup yang hidup di
darat akan memiliki sistem pernapasan yang berbeda dengan makhluk hidup yang
hidup di air ataupun makhluk hidup amphibi. Makhluk hidup yang hidup di darat seperti manusia, kucing dan
kambing bernapas dengan menggunakan paru-paru. Sementara ikan, bernapas dengan
menggunakan insang. Lain halnya dengan makhluk hidup amfibi yang bernapas
dengan menggunakan insang, kulit dan paru-paru. Makhluk hidup seperti tumbuhan
juga bernapas. Alat pernapasannya berupa stomata dan lentisel.
2.1.3
Makhluk Hidup Bergerak
Salah satu
ciri yang sangat membedakan antara makhluk hidup dengan makhluk tak hidup
adalah bergerak. Gerak pada manusia dan hewan akan nampak sangat jelas karena
manusia dan hewan mempunyai alat gerak. Alat gerak pada manusia berupa kaki dan
tangan. Sementara alat gerak pada hewan dapat berupa kaki, sayao, sirip, silia,
dan lainnya.
Selain hewan
dan manusia, tumbuhan juga mampu bergerak. Gerak pada tumbuhan memang sulit
kita amati secara kasat mata. Contoh gerakan pada tumbuhan adalah gerak
menutupnya daun putri malu bila disentuh, menutupnya daun petai cina pada sore
hari,
2.1.4 Makhluk Hidup Menerima dan Menganggapi Rangsangan (Iritabilitas)
Kemampuan
menerima dan memberikan tanggapan terhadap rangsang adalah salah satu hal yang
membedakan makhluk hidup dengan makhluk tak hidup. Dengan istilah ini, tidak berarti
manusia, gajah, atau pohon mudah terangsang. Tetapi yang kita maksudkan mereka
memberikan tanggapan terhadap perubahan dalam lingkungannya.
Tanggapan
makhluk hidup terhadap rangsang umumnya diperlihatkan dalam bentuk gerak. Gerak
tumbuh, gerak sebagian tubuh ataupun gerak berpindah tempat. Sebagian dari
makhluk tak hidup, ada juga yang secara sepintas, kita menganggapnya dapat
bergerak.
Untuk
membuktikan adanya gerak pada hewan sebagai tanggapan terhadap rangsang,
bukanlah merupakan suatu masalah, kita dengan mudah dapat melakukannya. Tetapi
untuk tumbuhan, kita perlu melakukan secara seksama. Karena, hanya beberapa
jenis tumbuhan saja yang dapat mudah teramati. Misalnya gerak menutup daun
putri malu bila menerima rangsangan berupa sentuhan.
2.1.5
Makhluk Hidup tumbuh dan Berkembang
Tumbuh
merupakan suatu proses bertambah besarnya ukuran makhluk, dan penambahan ukuran
ini tidak kembali kepada ukuran semula. Sedangkan kembang, merupakan suatu
proses pencapaian kedewasaan, mulai dari bentuk atau keadaan yang sederhana,
misalnya biji ke bentuk atau keadaan yang makin kompleks, misalnya pohon.
Penambahan ukuran dan pencapaian kedewasaan ini terjadi karena adanya proses
pembentukan jaringan baru yang diawali oleh penambahan jumlah, ukuran dan
fungsi dari sel. Tentu saja pertambahan jumlah dan ukuran ini hanya dapat
terjadi jika ada penambahan materi berupa zat-zat yang diproleh dari makanan.
2.1.6
Makhluk Hidup Memerlukan Makanan dan Air
Makanan
diperlukan oleh makhluk hidup sebagai sumber tenaga, untuk tumbuh kembang, dan
untuk mengganti sel-sel yang telah rusak. Sedangkan air diperlukan untuk
keseimbangan tubuh, pelarut beberapa zat, vitamin dan mineral. Makanan diubah
menjadi zat-zat yang diperlukan tubuh setelah melalui proses biologi dan
kimiawi. Sebagian dari zat makanan tersebut kemudian melalui proses pembakaran
diubah menjadi energi. Untuk proses ini diperlukan oksigen yang didapat dari
proses pernafasan.
2.1.7
Makhluk Hidup Mengeluarkan Zat Sisa
Zat
sisa dari proses produksi harus dikeluarkan, jika tidak akan menimbulkan racun
di dalam tubuh.Zat sisa yang dikeluarkan bisa berupa cairan, gas ataupun zat
padat. Alat pengeluaran zat sisa pada hewan atau manusia , yaitu :
a. Paru paru mengeluarkan CO2
b. Kulit mengeluarkan keringat
c. Ginjal mengeluarkan urine
2.2 Klasifikasi Makhluk Hidup
Para ahli taksonomi modern mengklasifikasikan semua
makhluk hidup menjadi 6 kingdom yang meliputi, Archaebacteria, Eubacteria,
Protista, Fungi, Plantae, dan Animalia.
2.2.1
Archaebacteria
Archaebacteria
merupakan organisme prokariotik uniseluler yang hidup di lingkunngan anerob
dengan kondisi yang ekstrem, misalnya kawah gunung berapi dan sumber air panas.
Ada yang merupakan autotrof, tetapi sebagian besar merupakan heterotrof.
2.2.2
Eubacteria
Anggotanya
merupakan organisme prokariotik uniseluler, meskipun ada pula yang berkoloni
membentuk filamen. Bakteri termasuk organisme autotrof atau heterotrof dengan
tiga bentuk dasar, yaitu bulat, batang dan spiral.
2.2.3
Protista
Ciri-ciri protista adalah
eukariotik (mempunyai membran inti), uniseluler atau multiseluler (bersel
banyak), dan autotrof atau heterotrof.
Jenis-jenis protista:
a.
Protista mirip
hewan (Protozoa). Berikut ini
yang termasuk protista yang memiliki ciri seperti hewan (protozoa).
Ø Rhizopoda
Rhizopoda bergerak dan menangkapi makanan menggunakan kaki semu atau
pseupodia. Rhizopoda hidup di laut, air tawar, tubuh hewan, atau manusia.
Contoh: Entamoeba histolityca (penyebab disentri).
Ø Flagellata
Flagellata bergerak menggunakan flagel atau bulu cambuk, hidup di
laut, air tawar, tubuh hewan, atau manusia. Contoh: Trypanosoma evansi
(penyebab penyakit surra pada hewan ternak).
Ø Cilliata
Cilliata hidup bebas di air tawar atau laut, bergerak menggunakan rambut
getar silia. Contoh: Paramecium caudatum.
Ø Sporozoa
Sporozoa tidak memiliki alat gerak, dan semua jenis sporozoa
hidup sebagai parasit. Contoh: Plasmodium (penyebab malaria).
b.
Protista yang
memiliki ciri-ciri seperti tumbuhan (ganggang/ algae). Berikut ini adalah yang termasuk protista yang memiliki ciri-ciri seperti
tumbuhan (ganggang/algae).
Ø Euglenophyta
Cirinya adalah uniseluler, tidak memiliki dinding sel, mempunyai klorofil
sehingga mampu berfotosintesis, dan memiliki flagel. Contoh: Euglena.
Ø Pyrophyta
Sebagian besar Pyrophyta adalah Dinoflagellata, hidup di air laut, tapi ada
juga yang hidup di air tawar, uniseluler, memiliki dinding sel, dan mampu
bergerak secara aktif. Contoh: Ceratium.
c.
Protista yang
memiliki ciri-ciri seperti jamur (fungi). Berikut ini yang termasuk protista yang memiliki ciri-ciri seperti jamur
(fungi).
Ø Myxomycota (jamur lendir)
Dalam siklus hidupnya, Myxomycota menghasilkan sel-sel yang hidup bebas
yang berbentuk seperti amoeboid. Bila kekurangan makanan, sel-sel bebas ini
membentuk massa yang berlendir. Selain itu, dapat pula membentuk spora bila keadaan
kering. Contoh: Physarium.
Ø Oomycota (jamur air)
Oomycota hidup bebas, makanan
diperolehnya dari sisa-sisa tumbuhan di danau atau kolam, dan reproduksi secara
seksual dan aseksual. Secara seksual menghasilkan hifa. Sedangkan, secara
aseksual menghasilkan zoospora, yaitu spora yang mempunyai dua flagel yang da
pat tumbuh menjadi hifa baru. Contoh: Saprolegnia (menempel pada tubuh ikan
sebagai parasit).
2.2.4
Fungi
Fungi atau
jamur termasuk organisme eukariotik karena sudah memiliki inti sel yang terbungkus
membran.
Ciri-ciri
jamur secara umum, yaitu bersel satu atau banyak dengan dinding sel dari zat
kitin dan tidak berklorofil. Daur hidup jamur mempunyai keturunan diploid yang
singkat. Jamur hidup sebagai saprofit dengan menguraikan bahan organik yang
sudah mati atau sampah dan bangkai. Selain itu, beberapa jenis jamur hidup
secara parasit, yaitu menumpang dan mengambil bahan organik dari inang yang
masih hidup. Jamur parasit akan menyebabkan penyakit yang disebut mikosis.
Contohnya: panu, kadas, kurap.
Kelas-kelas jamur meliputi:
a.
Zygomycotina
b. Ascomycota
c. Basidiomycota
2.2.5
Plantae(tumbuhan)
Kingdom plantae atau tumbuhan
adalah istilah untuk organisme yang memiliki ciri eukariotik dan
multiseluler. Selain itu, organisme ini mampu melakukan fotosintesis untuk
menghasilkan makanan karena memiliki klorofil.Berdasarkan berkas pembuluh,
plantae dibagi kedalam dua kelom pok (divisi), yaitu Thallophyta dan
Tracheophyta.
Ø Thallophyta
Thallophyta mempunyai bagian
tubuh yang sederhana, tidak mempunyai pembuluh angkut, akar, batang, dan daun
sejati. Berikut ini yang termasuk Thallophyta.
a) Algae (ganggang)
Algae banyak tumbuh di tempat basah, multiseluler, dapat benang atau
berkoloni, memiliki klorofil sehingga mampu melakukan fotosintesis. Tapi,
ada juga yang memiliki pigmen lain. Reproduksi secara aseksual dengan
fragmentasi. Sedangkan secara seksual dengan fertilisasi antara gamet jantan
dan betina. Algae dibedakan atas 4 kelompok, yaitu:
Chloropyta (alga hijau), Chrysophyta (alga keemasan), Phaeophyta (alga
cokelat), dan Rhodophyta (alga merah).
b) Bryophyta (Lumut)
Bryophyta hidup di tempat-tempat yang lembap, mempunyai bagian-bagian tubuh
yang menyerupai daun, batang dan akar, mampu melakukan fotosintesis karena
memiliki klorofil. Dalam masa hidupnya me ngalami pergiliran keturunan
(metagenesis) yang menghasilkan generasi penghasil gamet (gametofit) dan
generasi penghasil spora (sporofit). Spora dihasilkan oleh sporogonium. Lumut
dibagi menjadi dua kelompok, yaitu:
i.
Hepaticeae (Lumut hati)
Tumbuh secara horisontal, belum
memiliki daun, dapat dibedakan menjadi lumut hati jantan dan betina. Alat
reproduksinya adalah gemma, secara seksual dengan gametofit. Contoh:
Marchantia.
ii.
Musci (Lumut daun)
Tubuh lumut daun lebih menyerupai batang dan daun, hidup di tempat-tempat
basah, berkelompok. Contoh: Sphagnum fimbriatun, Mnium.
Ø Tracheophyta
Tumbuhan ya ng memiliki pembuluh
angkut memiliki bagian-bagian tubuh yang terdiri dari akar, batang, dan daun
sejati. Akar memiliki fungsi sebagai alat untuk menyerap air dan zat-zat
mineral. Batang berfungsi sebagai alat transportasi dan pernapasan. Daun
berfungsi sebagai organ untuk fotosintesis. Yang termasuk ke dalam Tracheophyta
adalah:
a.
Pterydophyta
Mempunyai daun, batang, dan akar sejati, tidak berbunga. Akarnya berbentuk
serabut, berfungsi untuk menyerap air dan zat makanan. Pterydophyta telah
memiliki pembuluh angkut (xilem) dan (floem), dan mengalami metagenesis,
seperti tumbuhan lumut. Pterydophyta dikelompokkan menjadi 4 divisio, yaitu:
Psilophyta (paku purba), Lycophyta (paku kawat), Sphenophyta (paku ekor kuda),
dan Pterophyta (paku sejati).
b.
Spermatophyta (tumbuhan berbiji)
Tumbuhan yang memiliki daun, batang, akar, dan bunga sebagai alat
reproduksi dan menghasilkan biji. Bagian bunga yang menghasilkan gamet jantan
disebut benangsari dan yang menghasilkan gamet betina disebut putik.
Perkembangbiakan secara seksual dengan biji. Di dalam biji terdapat
embrio/lembaga (calon tumbuhan baru).Spermatophyta dibagi menjadi dua kelompok
yang didasarkan pada letak bijinya, yaitu:
Ø Gymnospermae (tumbuhan biji terbuka)
Gymnospermae tidak memiliki bunga
yang sesungguhnya. Biji tidak terbungkus daun buah. Biji sebagai alat
perkembangbiakan berbentuk k erucut yang disebut strobilus. Terdapat strobilus
jantan dan strobilus betina. Gymnospermae terbagi menjadi 4 kelas, yaitu: –
Cyadinae, contoh: Cycas rumphii (pakis haji). – Coniferae, contoh: Agathis alba
(damar). – Gnetinae, contoh: Gnetum gnemon (melinjo). – Ginkyonae, contoh:
Ginkgo biloba.
Ø Angiospermae (Tumbuhan biji tertutup)
Angiospermae memiliki bunga
sejati sebagai alat reproduksi. Bakal biji diselubungi daun buah. Bunga-bunga
pada Angiospermae ada yang lengkap maupun tidak lengkap. Bunga lengkap bila
memiliki kelopak bunga, mahkota bunga, putik, dan benangsari. Biji terbungkus
bakal buah. Setelah terjadi pembuahan, biji berkembang sehingga mengandung
kandung lembaga (embrio) dan endosperma (cadangan makanan). Angiospermae dibagi
menjadi dua kelas, berdasarkan keping daun lembaga, yaitu dikotil dan
monokotil.
2.2.6
Animalia (Hewan)
Dunia hewan
atau animalia meliputi dua kelompok besar, yaitu invertebrata (hewan yang tidak
memiliki tulang belakang) dan vertebrata (hewan yang memiliki tulang belakang).
- Invertebrata
Invertebrata adalah kelompok hewan yang tidak memiliki
tulang belakang. Animali yang termasuk dalam kelompok ini memiliki habitat yang
sangat bervariasi, dari laut, sungai, darat, bahkan sampai di pegunungan.
Hewan-hewan yang termasuk invertebrata antara lain: porifera (hewan berpori),
coelenterata (hewan berongga), platyhelminthes (cacing pipih), nemathelmintes
(cacing benang atau cacing gilik), annelida (cacing gelang), mollusca (hewan
bertubuh lunak), anthropoda (hewan yang memiliki kaki bersendi-sendi) dan
echinodermata (hewan berkulit duri).
- Vertebrata
Vertebrata pada umumnya terbungkus oleh lapisan tubuh
(epidermis dan dermis). Vertebrata yang hidup di darat biasanya memiliki kulit
menanduk dan memiliki tulang. Pada vertebrata tingkat rendah endosekeleton
berupa tulang rawan. Adapun vertebrata yang sudah maju , endosekeleton berupa
tulang keras. Sistem peredaran darah dilengkapi jantung dengan atriun dan
ventrikel. Sistem pernafasan dilengkapi organ berupa ingsang, kulit dan
paru-paru. Sistem eksresi dilengkapi dengan organ ginjal. Sistem reproduksi
secara seksual antara hewan jantan dan betina.
Hewan yang termasuk vertebrata adalah :
1.
Pisces
Tubuh pisces
ditutupi oleh sisik, memiliki alat gerak berupa sirip. Suhu tubuhnya
berubah-ubah sesuai dengan lingkungan disebut poikilotermis. Habitatnya
diperairan tawar, perairan laut dan perairan payau. Hewan ini bernapas
menggunakan ingsang memiliki alat khusus yang berfungsi untuk mengetahui arah
atau arus air disebut gurat sisi. Reproduksi terjadi secara seksual, pertemuan
sel telur dan sperma terjadi diluar tubuh disebut pembuahan eksternal. Kelas
pisces dibagi mennjadi tiga ordo, yaitu Agnatha, Chondrichtyes, dan
Osteichthyes.
2.
Amphibia
Amphibia
merupakan kelompok hewan dengen fase hidup yang berlangsung di air dan darat.
Amphibia merupakan kelompok Vertebrata yang pertama keluar dari kehidupan dalam
air. Amphibia memiliki kulit yang selalu basah dan berkelenjar, tidak memiliki
sisip. Alat gerak berupa dua pasang kaki untuk berjalan atau berenang, berjari
empat atau lima atau lebih sedikit, tidak bersirip. Mata memiliki kelopak yang
dapat digerakkan. Mata juga memiliki selaput yang menmutupi mata saat berada
dalam air (disebut Membrana niktitans).
Pada mulut terdapat gigi dan lidah
yang dapat dijulurkan. Pada saat masih kecil (berudu) bernapas dengan insang.
Setelah dewasa bernapas dengan paru-paru dan kulit. Suhu tubuh berubah-ubah
sesuai dengan lingkungannya disebut poikilotermis. Reproduksi amphibia
berlangsung dengan pembuahan eksternal. Tubahnya memiliki sistem urogenital,
artinya saluran kelamin dan saluran ekskresi bergabung menjadi satu dalam
kloaka. Amphibia dibagi menjadi 3 ordo, yaitu stegoephalia, caudata, dan anura.
3.
Reptilia
Reptilia
merupakan vertebrata yang mampu menyesuaikan diri di lingkungan kering di
tanah. Kulitnya mengalami penandukkan (kornifikasi) untuk mencegah banyak
hilangnya cairan tubuh. Tubuh dilengkapi dengan 2 pasang anggota gerak,
masing-masing memiliki 5 jari, ada jenis yang tidak memiliki kaki. Reptilia
berkembang biak dengan bertelur. Telur diletakkan disuatu tempat dan dibiarkan
menetas sendiri. Namun, ada beberapa hewan yang mrngerami telurnya. Reptilia
memiliki lubang kloaka yang transversal (plagiotremata). Reptilia memiliki gigi
untuk mempertahankan diri serta mengunyah makanan. Pernapasan reptilia selalu
dengan paru-paru. Pada chelonia bernapas juga dengan kloaka. Sistem peredaran
darah berupa jantung yang terdiri atas 2 serambi dan 2 bilik dengan sekat yang
tidak sempurna (foramen panizzae) contohnya pada crocodilia sehingga pemisah
darah tidak sempurna. Reptilia dibagi menjadi empat ordo, yaitu Chelonia,
Rhynchocephalia, Squamata, dan Brocodilia.
4.
Aves
Tubuh aves
terbungkus oleh bulu, memiliki dua pasang anggota gerak, yaitu berupa sepasang
sayap dan sepasang kaki. Masing-masing kaki berjari 4 buah, cakar terbungkus
oleh kulit yang menanduk dan bersisik.
Pada mulut
terdapat paruh atau sudu (cocor) yang terbungkus oleh zat tanduk. Respirasi
dilakukan dengna paru-paru dan berhubungan dengan kantong udara (saccus
pneumaticus). Suhu tubuh tidak dipengaruhi oleh lingkungan, disebut
homoiotermis, sehingga suhu tubuh tetap.
Hewan ini
tidak memiliki kantong kencing. Pada hewan betina hanya terdapat ovarium dan
oviduk kiri. Fertilisasi terjadi di dalam tubuh hewan betina sehingga
(fertilisasi internal). Aves dikelompokan antara lain menjadi ordo-ordo berikut
Archaeornithes, Struthioniformes, Galliformes, Columbiformes, Passeriformes,
Anseriformes.
5.
Mamalia
Hewan mamalia
memiliki kelenjar susu untuk menyusui anaknya serta mengasuhnya dalam waktu
tertentu. Mamalia merupakan kelompok hewan yang tertinggi tingkatannya.
Tubuhnya tertutup oleh rambut, kulit banyak mengandung kelenjar
(sebasea/kelenjar minyak,sudorifera/kelenjar keringat,bau, dan susu/glandula
mamae). Mamalia memiliki 4 anggota gerak. Jantung terdiri atas 4 ruang yang
sempurna, yaitu 2 atrium dan 2 ventrikel. Pernapasan berlangsung dengan organ
paru-paru. Sistem ekskresi dengan ginjal, kulit dan paru-paru. Hewan jantan
memiliki alat kopulasi berupa penis, sedangkan yang betina memiliki vagina.
Hewan betina biasanya memiliki plasenta yang menghubungkan embrio dengan
dinding uterus. Pembuahan terjadi secara internal. Embrio akan berkembang dalam
tubuh induk betina dan setelah lahir akan disusui. Mamalia dikelompokkan
menjadi beberapa ordo, antara lain Monotremata, Marsupialia, Chiroptera,
Primata, Cetacea, Carnivora, Artiodactyla.
2.3 Kenaekaragaman Makhluk Hidup
2.3.1
Keanekaragaman Ekosistem
Ekosistem merupakan suatu satuan lingkungan yang terdiri
atas unsur-unsur biotik (jenis-jenis makhluk hidup), faktor-faktor fisik
(iklim, air, dan tanah) dan kimia (keasaman, salinitas) yang saling
berinteraksi satu sama lainnya. Ekosistem terdiri atas perpaduan berbagai
jenis, kondisi lingkungan fisik dan kimia yang beraneka ragam. Oleh karena itu,
jika susunan komponen jenis dan susunan faktor fisik serta kimianya berbeda,
ekosistem yang dihasilkanpun akan berbeda. Ekosistem yang satu dengan ekosistem
yang lain tidak mungkin akan tersusun dari organisme-organisme yang sama serta
unsur-unsur kimia yang sama pula. Dengan demikian, suatu tipe ekosistem tertentu
akan terdiri atas kombinasi organisme dan unsur lingkungan yang khas, yang
berbeda dengan susunan kombinasi ekosistem yang lain.
2.3.2
Kenaekaragaman Jenis
Jenis
merupakan satuan organisme yang dapat dikenal dari bentuk dan penampilannya
yang terdiri atas pengelompokan populasi dan bagian individu yang mampu salin
berkawin sesamanya secara bebas (tetapi tidak dapat melakukannya dengan jenis
lain), untuk menghasilkan keturunan yang menyerupai tetuanya. Untuk kelompok
individu yang tidak berkembang biak secara kawin, misalnya pada kebanyakan
jenis mikrobia batasan jenis ditentukan oleh kemampuannya dalam menduduki
relung yang sama.
Jenis
terbentuk dari kesesuaian kandungan genetik yang mengatur sifat-sifat kebakaan
dengan lingkungan tampat hidupnya. Karena lingkungan tempat hidup jenis
beraneka ragam, maka jenis yang dihasilkan akan beraneka ragam pula. Pada
umumnya proses terjadinya jenis berlangsung secara perlahan-lahan dan dapat
memakan waktu ribuan tahun. Proses ini
berlangsung melalui perubahan penyesuaian atau evolusi jenis lain yang sudah
ada sebelumnya. Dalam waktu yang sangat lama proses evolusi telah membentuk
jutaan jenis yang berbeda-beda. Proses ini mengakibatkan terdapatnya
keterkaitan antara jenis yang satu dengan jenis yang lainnya. Keterkaitan inilah yang dikenal
dengan kekerabatan.
2.3.3
Keanekaragaman Genetik
Setiap jenis, umumnya terdiri dari beberapa populasi, yang
tersusun dari sekumpulan individu yang banyak sekali jumlahnya. Seluruh warga
suatu jenis memiliki kerangka dasar komponen genetik yang sama. Akan tetapi
setiap kerangka dasar tadi tersusun oleh ribuan faktor pengatur kebakaan.
Faktor inilah yang menentukan apakah suatu bibit jagung berbiji putih, kuning,
merah, ungu atau lainnya, atau apakah seekor ayam akan berbulu hitam, coklat,
putih, abu-abu atau totol. Untuk setiap sifat yang nampak tadi, atau juga yang
tidak jelas terlihat, akan ada satu faktor pengaturnya yang disebuut gen.
Sekalipun
individu-individu suatu jenis memiliki kerangka dasar komponen genetik yang
sama, setiap individu ternyata memiliki komponen faktor yang berbeda-beda
bergantung peda penurunnya. Susunan perangkat faktor genetik ini menentukan
sifat yang disandang individu yang bersangkutan. Keanekaragaman genetik suatu
jenis ditentukan oleh keanekaragaman susunan faktor genetik yang terkandung
dalam jenis yang bersangkutan.
Jadi,
masing-masing individu dalam suatu jenis mempunyai susunan faktor genetik yang
tidak sama dengan susunan genetik individu yang lain, meskipun dalam jenis yang
sama. Selain ditentukan oleh faktor genetiknya, sifat yang terlihat dari luar
pada masing-masing individu, ditentukan pula oleh keadaan lingkungan atau
perpaduan keduanya. Dua individu yang mempunya susunan genetik yang sama akan
menunjukkan sifat luar yang sangat berbeda. Jika masing-masing lingkungan
hidupnya sangat berbeda. Sebaliknya dua individu yang memiliki susunan genetik
yang berbeda boleh jadi akan menunjukkan beberapa sifat luar yang mirip bila
keduanya hidup dalam lingkungan yang sama.
BAB
3
PENUTUP
3.1 Simpulan
Makhluk hidup merupakan benda hidup yang mempunyai ciri
khas yang membedakan dengan makhluk tak hidup. Ciri-ciri makhluk hidup yang
membedakan dengan benda tak hidup antara lain; bernapas, bergerak, menerima dan
menanggapi rangsang, berkembang biak, tumbuh dan berkembang, memerlukan makan
dan mengeluarkan zat sisa.
Makhluk hidup di dunia ini sangat beraneka ragam.
Keanekaragaman makhluk hidup menjadikan para ilmuan membuat suatu sistem yang
dinamakan klasifikasi. Tujuan dari klasifikasi adalah mempermudah para ilmuan
untuk mempelajari makhluk hidup sesuai dengan persamaan yang ada pada makhluk
hidup. Para ahli taksonomi modern mengklasifikasikan semua makhluk hidup
menjadi enam kingdom yang meliputi, Archaebacteria, Eubacteria, Protista,
Fungi, Plantae, dan Animalia.
Keanekaragaman pada makhluk hidup dibagi menjadi:
keanekaragaman ekosistem, keanekaragaman jenis, dan keanekargaman genetika.
3.2 Saran
Mengharapkan
setiap mahasiswa Program Studi
Pendidikan Sekolah Dasar pada khususnya dan dunia pendidikan pada umumnya,
selalu berusaha menambah wawasannya tentang Ilmu Pengetahuan Alam, agar dapat
menjadi generasi penerus yang memajukan bangsa dan negara dengan tetap
mengahargai alam, serta lebih bijak memanfaatkan Sumber Daya Alam.
Terlebih lagi,
kita sebagai calon pendidik diharapkan dapat mengajarkan kepada peserta didik
kita tentang keanekaragaman makhluk hidup agar mereka lebih peduli terhadap
makhluk hidup yang ada di alam semesta ini.
DAFTAR
PUSTAKA
Rachmat, Agus. 2004. Konsep
Dasar IPA II. Jakarta: Universitas Terbuka
Riandary, Henny. 2006. Theory and Application of Biology. Solo: Tiga Serangkai
Pustaka Mandiri
http://sumsel.kemenag.go.id/file/dokumen/cirimahlukhidup.pdf
Tidak ada komentar:
Posting Komentar