Selasa, 19 Maret 2013

psikologi perkembangan MEMAHAMI PERKEMBANGAN EMOSIONAL ANAK SEKOLAH DASAR



MAKALAH PSIKOLOGI PERKEMBANGAN
MEMAHAMI PERKEMBANGAN EMOSIONAL ANAK SEKOLAH DASAR

DI SUSUN OLEH : 
IKA SEPTIANA WAHYUNINGRUM ( 1401412599 )
ROMBEL 1E

PGSD UPP TEGAL
FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG
2012


KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena berkah dan karunia-Nya penulis mampu menyelesaikan makalah yang berjudul Perkembangan Emosional pada Anak Sekolah Dasar untuk memenuhi tugas Psikologi Perkembangan.
Makalah ini selain untuk memenuhi tugas individu Psikologi Perkembangan juga dimaksudkan sebagai bahan bacaan bagi pembaca, khususnya calon guru SD agar dapat mengetahui dan memahami tahap – tahap perkembangan emosional anak Sekolah Dasar yang kemudian akan berguna pada saat mengajar di Sekolah Dasar.
Penulis sadar dalam pembuatan makalah ini masih terdapat banyak kekurangan, oleh karena itu penulis mengharap kritik dan saran dari pembaca.




Desember 2012



Penulis


BAB I
PENDAHULUAN

A.    LATAR BELAKANG MASALAH

Emosi,di dalam kehidupan sehari-hari sering terdengar istilah tersebut. Tindakan seseorang senantiasa dipengaruhi oleh keadaan emosinya.Dan dalam situasi tertentu, kadang-kadang emosi jauh lebih berpengaruh dari fungsi jiwa yang lain. Emosi ini berkembang sejak manusia dilahirkan. Sikap emosi seseorang biasanya ditujukan pada sesuatu yang ada disekitarnya baik itu kehidupan di rumah, sekolah, ataupun masyarakat. Apabila seseorang kurang dapat mengontrol emosinya, kadang – kadang hal ini dapat menimbulkan tindakan – tindakan negatif.
Cara melampiaskan emosi masing-masing orang berbeda.Pada saat usia kanak-kanak cara melampiaskan emosi biasanya berupa tangisan. Dengan menangis anak menunjukkan adanya ketidakstabilan emosi, menangis dapat mengandung banyak arti, bisa berarti takut, sedih,marah, gelisah, lapar, dan lain – lain. Kebanyakan siswa Sekolah dasar masih belum bisa mengontrol emosinya sendiri, hal ini dapat menimbulkan tindakan – tindakan negatif dari si anak.
. Di Indonesia tidak sedikit kasus-kasus yang melibatkan anak-anak usia Sekolah Dasar, seperti kasus pencurian, pelecehan seksual, perkelahian bahkan kasus penusukan yang terjadi belakangan ini. Mengapa bisa terjadi hal seperti itu?
Sebagai calon pendidik, terutama pendidik Sekolah Dasar, dimana kita dituntut untuk memahami perilaku dan perubahan-perubahan pada anak, kita juga harus dapat memahami perkembangan – perkembangan yang terjadi pada anak didik. Seperti perkembangan mental, emosi, tingkah laku anak, dan lain – lain. Hal ini juga sebagai salah satu  upaya agar kasus – kasus seperti diatas tidak terjadi lagi pada anak Sekolah Dasar. Anak yang  mengalami hambatan perkembangan emosi, dapat menimbulkan kesulitan dalam belajar, terutama gangguan emosi yang tida menyenangkan yang bersifat negatif seperti contoh kasus diatas.
B.     RUMUSAN MASALAH
Berdasarkan latar belakang diatas maka dapat dirumuskan masalah sebagai berikut :
1)      Apa itu perkembangan dan perkembangan emosional?
2)      Bagaimana karakteristik perkembangan emosional anak SD?
3)      Faktor-faktor apa saja yang memengaruhi perkembangan emosional anak SD?
4)      Bagaimana peran guru dan orang tua dalam perkembangan emosional anak Sekolah Dasar?
5)      Bagaimana cara mengontrol emosional anak SD?


C.     TUJUAN :
1)      Mengetahui definisi perkembangan dan perkembangan emosional
2)      Mengetahui karakteristik perkembangan emosional anak SD
3)      Mengetahui faktor-faktor yang memengaruhi perkembangan emosional anak SD
4)      Mengetahui peran guru dan orang tua dalam perkembangan emosional anak Sekolah Dasar
5)      Mengetahui cara mengontrol emosional anak SD.


BAB II
ISI

A.    DEFINISI PERKEMBANGAN DAN PERKEMBANGAN EMOSIONAL
v  Pengertian Perkembangan
Anak sekolah dasar merupakan individu yang sedang berkembang . Setiap anak Sekolah Dasar, sedang dalam perubahan. Baik dalam perubahan fisik,emosional, maupun mental ke arah yang lebih baik. Perkembangan itu diperoleh anak melalui proses mengalami dalam belajar.
Menurut para ahli perkembangan dilihat sebagai suatu proses perubahan yang mengarah kepada kemajuan. Perkembangan menyebabkan tercapainya kemampuan dan sifat-sifat psikis yang baru. Menurut Chaplin ( 2002 ) perkembangan diartikan sebagai :
1)      Perubahan yang berkesinambungan dan progresif dalam organisme, dari lahir sampai mati,
2)      Pertumbuhan,
3)      Perubahan dalam bentuk dan dalam integrasi dari bagian – bagian jasmaniah ke dalam bagian – bagian  fungsional,
4)      Kedewasaan atau kemunculan pola-pola asasi dari tingkah laku yang tidak dipelajari
Kesimpulannya, perkembangan adalah suatu proses perubahan yang mengarah pada kemajuan. Perkembangan menyebabkan tercapainya kemampuan dan sifat-sifat psikis yang baru.Perkembangan tidaklah terbatas pada pengertian pertumbuhan yang semakin membesar melainkan di dalamnya juga terkandung serangkaian perubahan yang berlangsung secara terus menerus dan bersifat tetap dari fungsi-fungsi jasmaniah dan rohaniah yang dimiliki individu menuju ke tahap kematangan melalui pertumbuhan, pemasakan, dan belajar. Perkembangan menghasilkan bentuk-bentuk dan ciri-ciri kemampuan baru yang berlangsung dari tahap aktivitas yang sederhana ke tahap yang lebih tinggi. Perkembangan itu bergerak secara berangsur-angsur tetapi pasti, melalui suatu bentuk/tahap ke bentuk/tahap berikutnya, yang kian hari kian bertambah maju, mulai dari masa pembuahan dan berakhir dengan kematian. Ini menunjukkan bahwa sejak masa konsepsi sampai meninggal dunia, individu tidak pernah statis, melainkan senantiasa mengalami perubahan-perubahan yang bersifat progresif dan berkesinambungan. Selama masa kanak-kanak sampai menginjak remaja misalnya, ia mengalami perkembangan dalam struktur fisik dan mental, jasmani dan rohani sebagai ciri-ciri memasuki jenjang kedewasaan. Demikian seterusnya, perubahan-perubahan diri individu itu terus berlangsung tanpa henti meskipun kemudian laju perkembangannya semakin hari semakin pelan, setelah ia mencapai titik puncaknya. Ini berarti bahwa dalam konsep perkembangan juga tercakup makna pembusukan seperti kematian.
v  Pengertian Perkembangan Emosional
Perkembangan kemampuan emosional anak sangat penting bagi perkembangan anak usia dini karena pada perkembangan ini akan terbentuk rasa percaya diri dan perkembangan kemandirian dalam dirinya.
Proses emosional adlah perubahan dalam hubunganb anak dengan orang lain, perubahan dalam emosi, dan perubahan dalam kepribadian. Pengasuhan anak, perkelahian anak, perkembangan ketegasan anak perempuan, dan perasaan gembira saat mendapatkan nilai-nilai yang baik, semua itu mencerminkan proses perkembangan emosional.


B.     KARAKTERISTIK PERKEMBANGAN EMOSIONAL ANAK SD
Usia rata-rata anak Indonesia saat masuk sekolah dasar adalah 6 tahun dan selesai pada usia 12 tahun. Kalau mengacu pada pembagian tahapan perkembangan anak, berarti anak usia sekolah berada dalam dua masa perkembangan, yaitu masa kanak-kanak tengah (6-9 tahun), dan masa kanak-kanak akhir (10-12 tahun). Anak-anak usia sekolah ini memiliki karakteristik yang berbeda dengan anak-anak yang usianya lebih muda. Ia senang bermain, senang bergerak, senang bekerja dalam kelompok, dan senang merasakan atau melakukan sesuatu secara langsung.

C.     FAKTOR-FAKTOR YANG MEMENGARUHI PERKEMBANGAN EMOSIONAL PESERTA DIDIK
Berikut beberapa faktor yang memengaruhi perkembangan emosional anak Sekolah Dasar :
1)      Keadaan Individu Sendiri
Keadaan individu seperti usia,keadaan fisik,dan intelegensi dapat memengaruhi perkembangan emosi anak tersebut. Oleh karena itulah setiap individu mempunyai taraf pengendalian emosi yang berbeda-beda.Sebagai misal seorang anak memiliki kekurangan seperti cacat tubuh dan sebagainya, hal ini akan menyebabkan si anak merasa rendah diri, mudah tersinggung bahkan kadang gal ini akan memengaruhi tingkah laku si anak tersebut.

2)      Lingkungan Keluarga
Keluarga merupakan lingkungan pertama dan utama bagi perkembangan emosi anak-anak usia presekolah. Bahkan secara lebih khusus, keluarga dapat menjadi pengendali emosi pada tahap awal perkembangan anak. Jika emosi anak tumbuh dengan baik melalui pembelajaran yang baik dalam keluarganya maka dalam lingkungan berikutnya anak akan tumbuh dengan baik pula, anak dapat belajar dengan cara-cara yang dapat diterima oleh lingkungan barunya itu. Namun sebaliknya, jika pertumbuhan dan belajar anak tidak memadai maka penyesuaian berikutnya juga akan terhambat bahkan mungkin mendapat beberapa gangguan.
3)      Lingkungan Sekitar

Kondisi lingkungan sekitar anak sangat berpengaruh terhadap perkembangan emosi anak. Anak yang berada dalam lingkungan yang kurang baik akan menyebabkan terganggunya perkembangan emosinya. Berbagai stimulus dari lingkungan sekitarnya akan dapat memicu anak dalam berekspresi.
4)      Lingkungan Sekolah

Sekolah mempunyai tugas membantu anak-anak dalam perkembangan emosi dan kepribadiannya dalam suatu kesatuan. Orang terdekat anak di lingkungan sekolah adalah guru dan teman. Kebanyakan anak cenderung meniru apa yang dilakukan oleh guru dan teman-temannya.
5)      Pola asuh orang tua
Orang tua dalam mengasuh anaknya menggunakan pola asuh yang bervariasi antara satu dengan yang lain. Ada yang cenderung otoriter, ada yang demokratis, memanjakan anak, dan ada pula yang penuh dengan cinta kasih. Perbedaan pola asuh ini dapat menimbulkan perbedaan perkembangan emosi pula.
6)      Pengalaman traumatik
Kejadian – kejadian yang pernah dialami peserta didik, khususnya kejadian yang tidak mengenakkan dapat menimbulkan rasa takut, gelisah, bahkan traumatis bagi peserta didik.
7)      Temperamen
Temperamen merupakan taraf emosi yang dimiliki oleh peserta didik sejak lahir. Merupakan bawaan dari sifat genetik individu.
8)      Perbedaan jenis kelamin
Taraf emosional antara laki-laki dan perempuan berbeda, ini karena pengaruh hormon mereka. Perempuan biasanya taraf emosinya lebih rendah dari laki-laki, namun jika seorang perempuan telah mengalami kejadian atau sakit hati yang luar biasa, mereka cenderung susah untuk melupakan kejadian itu dan hanya dipendam di dalam hati mereka.
9)      Usia
Perkembangan emosi sejalan dengan perkembangan usianya. Hal ini karena emosi seseorang dipengaruhi oleh pertumbuhan dan kematangan fisiologis seseorang. Jika usia semakin tua maka taraf emosi cenderung brkurang karena taraf hormonal yang ada di dalam tubuh kita juga semakin menurun.


D.    PERAN GURU DAN ORANG TUA TERHADAP PERKEMBANGAN EMOSI ANAK SEKOLAH DASAR

v  Peran Orang Tua
Ikatan batin dan kasih sayang antara orang tua dan anak berperan penting dalam perkembangan emosi dan mental anak. Kehidupan keluarga merupakan sekolah pertama untuk mempelajari emosi. Selain itu orang tua memiliki tanggung jawab untuk mendidik atau mengasuh anak-anaknya agar menjadi dewasa, berkelakuan baik, memahami nilai-nilai yang berlaku di masyarakat dan memiliki wawasan yang luas.
v  Peran Guru
Guru dapat memberikan pelatihan dan pendidikan kepada anak didik agar dapat mengembangkan emosinya ke hal-hal yang positif, cara-caranya antara lain :
a.       Kemampuan untuk mengenali emosi diri
Untuk membantu mengenali emosi anakdapat dilakukan dengan cara mengajarkan anak untuk memahami perasaan – perasaan yang dialaminya.  Guru dapat mengajak anak untuk berdiskusi tentang berbagai emosi yang dirasakan berdasarkan pengalamannya. Misalnya mengarahkan emosi marah anak dengan kegiatan bermain
b.      Kemampuan untuk mengelola dan mengekspresikan emosi secara tepat
Anak dibiasakan untuk berpikir realistis sehingga anak dapat menanggapi suatu kejadian dengan perilaku yang tepat. Anak diajak untuk meredakan emosi marah atau kecewa mereka dengan suatu kegiatan yang positif seperti menggambar.
c.       Kemampuan untuk memotivasi diri
Pengembangan kemampuan memotivasi diri didorong oleh kemampuan anak dalam menyelesaikan masalah. Oleh karena itu, guru diharapkan tidak mengabaikan kemampuan anak untuk belajar banyak dan menanamkan optimisme pada anak.
d.      Kemampuan memahami perasaan orang lain
untuk mengembangkan ketrampilan anak dalam memahami perasaan orang lain maka upaya pengembangan empati dan kepedulian terhadap orang lain menjadi sangat penting. Anak sebaiknya mendapatkan pengalaman langsung dalam kehidupan nyata untuk  erasakan perasaan tersebut.
E.     CARA MENGONTROL EMOSI ANAK SEKOLAH DASAR
Emosi dapat menimbulkan hal positif dan negatif di dalam kehidupan seseorang untuk mencapai tujuan. Sebagai calon pendidik perku memberikan bantuan dalam usia tersebut menjadi dasar bagi perkembangan pribadi anak usia Sekolah Dasar.
Berikut usaha-usaha yang perlu dilakukan oleh guru untuk mengontrol emosi anak :
a.       Berusaha mengenal pribadi anak
Guru Sekolah Dasar merupakan guru kelas yang secara otomatis akan bertemu dengan anak didiknya setiap hari. Hal ini akan mempermudah guru dalam menyelami sifat dan karakter dari masing-masing siswanya. Awal mulanya guru memahami sikap dan perilaku siswanya, kemudian menyelami kemampuan berpikir, sifat, dan latar belakangnya.

b.      Cara mengendalikan emosi takut pada anak
Yaitu, misalnya :
-          Menghargai rasa takut anak dan memberikan rasa aman pada anak
-          Jangan menjadikan rasa takut pada anak sebagai ancaman
-          Mengajari anak secara bertahap mengenali dan menghilangkan rasa takutnya
-          Membacakan buku cerita tentang anak-anak agar anak dapat mengatasi rasa takutnya
-           

c.       Cara mengendalikan emosi marah pada anak
Rasa marah pada anak biasanya disebabkan karena apa yang diinginkan tidak tercapai, terganggu, atau yang mereka harapkan tidak sesuai dengan keinginannya.
Cara mengatasi rasa marah tersebut,yaitu :
-          Menenangkan si anak
-          Guru tidak boleh ikut-ikutan marah
-          Mengajarkan cara marah yang baik
-          Guru harus tetap memegang kendali
d.      Cara mengendalikan emosi gembira pada anak
-          Melibatkan diri dengan permainan anak
-          Membiarkan anak unjuk kemampuan
e.       Cara mengendalikan emosi sedih pada anak
-          Mencari sumber kesedihan anak
-          Mengalihkan perhatian anak
-          Menggunakan objek pengganti
-          Mengajarka kepada anak untuk belajar tegar
f.       Cara mengendalikan emosi cemburu pada anak
Rasa cemburu pada anak ini biasanya tibul apabila ia merasa khawayir akan kehilangan kasih sayang dari orang terdekatnya. Di sekolah, biasanya anak cemburu apabila perhatian gurunya pindah ke anak yang lain. Sebagai guru , kita harus bisa memberikan pengertian kepada anak didik kita bahwa guru menyayangi semua anak tanpa dibeda-bedakan. Selain itu guru juga memberikan pengertian kepada anak itu bahwa yang perlu diperhatikan tidak hanya satu orang saja namun juga seluruh murid.


BAB III
PENUTUP
A.    KESIMPULAN
Dari semua penjelasan diatas mengenai emosional maka dapat di simpulkan bahwa :
1.      Emosi pada setiap individu anak Sekolah Dasar memiliki taraf perkembangan emosional yang berbeda tergantung faktor-faktor yang memengaruhi
2.      Faktor yang paling penting dalam perkembangan emosional anak usia Sekolah Dasar ialah keluarga
3.      Guru memegang peranan penting dalam menanamkan moral yang baik di lingkungan sekolah
4.      Perbedaan usia, jenis kelamin, hormonal memengaruhi perkembangan emosional pada anak.
B.     SARAN
Bagi calon pendidik maupun pendidik, khususnya pendidik di Sekolah Dasar hendaknya mempelajari dan memahami psikologi perkembangan dalam ini khususnya mengenai perkembangan emosional pada anak. Agar dalam mengajar dapat sekaligus menanamkan moral yang baik bagi anak. Selain itu juga untuk mengetahui dan memahami cara dan usaha yang perlu dilakukan untuk mengendalikan emosi anak didik.

DAFTAR PUSTAKA

Soeparwoto,rulita,dkk.2003.psikologi perkembangan.: UPT MKK Universitas Negeri Semarang

Prayitno elida.1992.psikologi perkembangan.depdikbud

                   


aisyah, siti,dkk.2007. perkembangan dari mkonsep dasar pengembangan anak usia dini.(modul 1-9). Jakarta  universitas terbuka.

Departemen pendidikan nasional. 2001. Kamus besar bahasa indonesia. Edisi ke-3. Jakarta : balai pustaka.
Departemen pendidikan nasional.2001.menyiapkan masa depan anak. Jakatta : grasindo
Nugraha, ali&rahmawati,yeni.2007.metode pengembangan sosial emosional modul ( 1-12).jakarta : universitas terbuka
Surya, H.M.dkk.2004.kapita selekta kependidikan SD. Jakarta:Universitas terbuka



CIRI-CIRI MAKHLUK HIDUP DAN KEANEKARAGAMAN MAKHLUK HIDUP



CIRI-CIRI MAKHLUK HIDUP
DAN KEANEKARAGAMAN MAKHLUK HIDUP

Konsep Dasar IPA di SD Lanjut

Dosen Pengampu: Drs. Daroni, M.Pd


Disusun oleh :
Isti Selviana                                     1401412067 (01)
Anissa Nur Agustiningrum              1401412160 (04)
Maesaroh Azzahra                          1401412245 (08)
Ema Rahayu                                    1401412515 (18)
Lia Harum Sari                                1401412535 (21)

Rombel 2F

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR
FAKULTAS  ILMU  PENDIDIKAN
UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG
2012


BAB 1
PENDAHULUAN
1.1  Latar Belakang
Makhluk hidup merupakan benda hidup yang mempunyai ciri-ciri yang membedakan dengan benda tak hidup. Ciri-ciri tersebut seperti halnya memerlukan makan, bernapas, tumbuh dan berkembang, mampu berkembang biak, peka terhadap rangsang serta bergerak. Selain itu, ciri-ciri makhluk hidup yang membedakan dengan benda tak hidup adalah mengeluarkan zat sisa.
Makhluk hidup di dunia ini sangat beragam. Keanekaragaman makhluk hidup tersebut yang membuat para ilmuan yang ingin mempelajari makhluk hidup secara lebih lanjut membuat suatu sistem yang disebut klasifikasi. Klasifikasi ini bertujuan untuk mempermudah para ilmuan memilah-milah perbedaan serta persamaan yang terdapat pada makhluk hidup yang satu dengan yang lainnya. Perbedaan dan persamaan tersebut meliputi perbedaan dan persamaan baik secara morfologi, anatomi, fisiologi, tingkah laku dan sebagainya.
Keanekaragaman makhluk hidup meliputi berbagai macam keragaman bentuk, penampilan, jumlah, dan sifat yang terlihat  pada berbagai tingkatan persekutuan makhluk hidup yaitu tingkatan ekosistem, tingkatan jenis dan tingkatan genetik.
1.2  Rumusan Masalah
Dari latar belakang masalah yang telah dipaparkan di atas, maka kita dapat menarik beberapa rumusan masalah, antara lain:
a.       Bagaimana ciri-ciri makhluk hidup?
b.      Bagaimana keanekaragaman makhluk hidup?
1.3  Tujuan Penulisan
Tujuan dari penulisan makalah ini adalah:
a.       Mengetahui ciri-ciri makhluk hidup.
b.      Mengetahui pengertian keanekaragaman makhluk hidup.
c.       Mengetahui jenis-jenis keanekaragaman makhluk hidup.

BAB 2
PEMBAHASAN
2.1  Ciri-ciri Makhluk Hidup
Makhluk hidup mempunyai ciri-ciri yang membedakan dengan makhluk tak hidup. Ciri-ciri tersebut antara lain;
2.1.1 Makhluk Hidup Berkembang Biak
Berkembang biak merupakan kemampuan makhluk hidup untuk memperbanyak keturunan. Tujuan makhluk hidup berkembang biak adalah untuk melestarikan keturunan. Cara perkembangbiakan makhluk hidup dibagi menjadi dua, yaitu perkembangbiakan secara vegetatif (tidak kawin) dan perkembangbiakan secara generatif (kawin). Pada hewan tingkat tinggi umumnya perkembangbiakan dilakukan secara generatif. Sementara, pada hewan tingkat rendah perkembangbiakan pada umumnya dilakukan secara vegetatif. Pada tumbuhan, perkembangbiakan juga dilakukan secara vegetatif dan generatif. Perkembangbiakan secara vegetatif dapat berupa tunas, stek, stolon, geragih. Adapun perkembangbiakan secara generatif dilakukan dengan menggunakan biji.
2.1.2 Makhluk Hidup  Bernapas
Semua makhluk hidup pasti melakukan proses pernapasan. Bernapas adalah mengambil udara dari luar (O2) dan mengeluarkan udara dari dalam (CO2) dari dalam tubuh. Proses pernapasan ini berguna untuk menghasilkan energi atau yang lebih dikenal dengan proses oksidasi. Oksidasi merupakan proses pembakaran makanan dalam tubuh yang berfungsi untuk menghasilkan energei yang berguna bagi makhluk hidup untuk mampu beraktivitas.
 Proses pernapasan makhluk hidup berbeda-beda, bergantung pada tempat dan jenis makhluk hidup. Makhluk hidup yang hidup di darat akan memiliki sistem pernapasan yang berbeda dengan makhluk hidup yang hidup di air ataupun makhluk hidup amphibi. Makhluk hidup yang  hidup di darat seperti manusia, kucing dan kambing bernapas dengan menggunakan paru-paru. Sementara ikan, bernapas dengan menggunakan insang. Lain halnya dengan makhluk hidup amfibi yang bernapas dengan menggunakan insang, kulit dan paru-paru. Makhluk hidup seperti tumbuhan juga bernapas. Alat pernapasannya berupa stomata dan lentisel.
2.1.3 Makhluk Hidup Bergerak
Salah satu ciri yang sangat membedakan antara makhluk hidup dengan makhluk tak hidup adalah bergerak. Gerak pada manusia dan hewan akan nampak sangat jelas karena manusia dan hewan mempunyai alat gerak. Alat gerak pada manusia berupa kaki dan tangan. Sementara alat gerak pada hewan dapat berupa kaki, sayao, sirip, silia, dan lainnya.
Selain hewan dan manusia, tumbuhan juga mampu bergerak. Gerak pada tumbuhan memang sulit kita amati secara kasat mata. Contoh gerakan pada tumbuhan adalah gerak menutupnya daun putri malu bila disentuh, menutupnya daun petai cina pada sore hari,
2.1.4 Makhluk Hidup Menerima dan Menganggapi Rangsangan (Iritabilitas)
Kemampuan menerima dan memberikan tanggapan terhadap rangsang adalah salah satu hal yang membedakan makhluk hidup dengan makhluk tak hidup. Dengan istilah ini, tidak berarti manusia, gajah, atau pohon mudah terangsang. Tetapi yang kita maksudkan mereka memberikan tanggapan terhadap perubahan dalam lingkungannya.
Tanggapan makhluk hidup terhadap rangsang umumnya diperlihatkan dalam bentuk gerak. Gerak tumbuh, gerak sebagian tubuh ataupun gerak berpindah tempat. Sebagian dari makhluk tak hidup, ada juga yang secara sepintas, kita menganggapnya dapat bergerak.
Untuk membuktikan adanya gerak pada hewan sebagai tanggapan terhadap rangsang, bukanlah merupakan suatu masalah, kita dengan mudah dapat melakukannya. Tetapi untuk tumbuhan, kita perlu melakukan secara seksama. Karena, hanya beberapa jenis tumbuhan saja yang dapat mudah teramati. Misalnya gerak menutup daun putri malu bila menerima rangsangan berupa sentuhan.
2.1.5 Makhluk Hidup tumbuh dan Berkembang
Tumbuh merupakan suatu proses bertambah besarnya ukuran makhluk, dan penambahan ukuran ini tidak kembali kepada ukuran semula. Sedangkan kembang, merupakan suatu proses pencapaian kedewasaan, mulai dari bentuk atau keadaan yang sederhana, misalnya biji ke bentuk atau keadaan yang makin kompleks, misalnya pohon. Penambahan ukuran dan pencapaian kedewasaan ini terjadi karena adanya proses pembentukan jaringan baru yang diawali oleh penambahan jumlah, ukuran dan fungsi dari sel. Tentu saja pertambahan jumlah dan ukuran ini hanya dapat terjadi jika ada penambahan materi berupa zat-zat yang diproleh dari makanan.
2.1.6 Makhluk Hidup Memerlukan Makanan dan Air
Makanan diperlukan oleh makhluk hidup sebagai sumber tenaga, untuk tumbuh kembang, dan untuk mengganti sel-sel yang telah rusak. Sedangkan air diperlukan untuk keseimbangan tubuh, pelarut beberapa zat, vitamin dan mineral. Makanan diubah menjadi zat-zat yang diperlukan tubuh setelah melalui proses biologi dan kimiawi. Sebagian dari zat makanan tersebut kemudian melalui proses pembakaran diubah menjadi energi. Untuk proses ini diperlukan oksigen yang didapat dari proses pernafasan.
2.1.7 Makhluk Hidup Mengeluarkan Zat Sisa
     Zat sisa dari proses produksi harus dikeluarkan, jika tidak akan menimbulkan racun di dalam tubuh.Zat sisa yang dikeluarkan bisa berupa cairan, gas ataupun zat padat. Alat pengeluaran zat sisa pada hewan atau manusia , yaitu :
a. Paru paru mengeluarkan CO2
b. Kulit mengeluarkan keringat
c. Ginjal mengeluarkan urine
2.2  Klasifikasi Makhluk Hidup
     Para ahli taksonomi modern mengklasifikasikan semua makhluk hidup menjadi 6 kingdom yang meliputi, Archaebacteria, Eubacteria, Protista, Fungi, Plantae, dan Animalia.
2.2.1 Archaebacteria
Archaebacteria merupakan organisme prokariotik uniseluler yang hidup di lingkunngan anerob dengan kondisi yang ekstrem, misalnya kawah gunung berapi dan sumber air panas. Ada yang merupakan autotrof, tetapi sebagian besar merupakan heterotrof.
2.2.2 Eubacteria
Anggotanya merupakan organisme prokariotik uniseluler, meskipun ada pula yang berkoloni membentuk filamen. Bakteri termasuk organisme autotrof atau heterotrof dengan tiga bentuk dasar, yaitu bulat, batang dan spiral.
2.2.3 Protista
Ciri-ciri protista adalah eukariotik (mempunyai membran inti), uniseluler atau multiseluler (bersel banyak), dan autotrof atau heterotrof.
Jenis-jenis protista:
a.       Protista mirip hewan (Protozoa). Berikut ini yang termasuk protista yang memiliki ciri seperti hewan (protozoa).
Ø  Rhizopoda
Rhizopoda bergerak dan menangkapi makanan menggunakan kaki semu atau pseupodia. Rhizopoda hidup di laut, air tawar, tubuh hewan, atau manusia. Contoh: Entamoeba histolityca (penyebab disentri).
Ø  Flagellata
Flagellata bergerak menggunakan flagel atau bulu cambuk, hidup di laut,  air tawar, tubuh hewan, atau manusia. Contoh: Trypanosoma evansi (penyebab penyakit surra pada hewan ternak).
Ø  Cilliata
Cilliata hidup bebas di air tawar atau laut, bergerak menggunakan rambut getar silia. Contoh: Paramecium caudatum.
Ø  Sporozoa
Sporozoa  tidak memiliki alat gerak, dan semua  jenis sporozoa hidup sebagai parasit. Contoh: Plasmodium (penyebab malaria).
b.      Protista yang memiliki ciri-ciri seperti tumbuhan (ganggang/ algae). Berikut ini adalah yang termasuk protista yang memiliki ciri-ciri seperti tumbuhan (ganggang/algae).
Ø  Euglenophyta
Cirinya adalah uniseluler, tidak memiliki dinding sel, mempunyai klorofil sehingga mampu berfotosintesis, dan memiliki flagel. Contoh: Euglena.
Ø  Pyrophyta
Sebagian besar Pyrophyta adalah Dinoflagellata, hidup di air laut, tapi ada juga yang hidup di air tawar, uniseluler, memiliki dinding sel, dan mampu bergerak secara aktif. Contoh: Ceratium.
c.       Protista yang memiliki ciri-ciri seperti jamur (fungi). Berikut ini yang termasuk protista yang memiliki ciri-ciri seperti jamur (fungi).
Ø  Myxomycota (jamur lendir)
Dalam siklus hidupnya, Myxomycota menghasilkan sel-sel yang hidup bebas yang berbentuk seperti amoeboid. Bila kekurangan makanan, sel-sel bebas ini membentuk massa yang berlendir. Selain itu, dapat pula membentuk spora bila keadaan kering. Contoh: Physarium.
Ø  Oomycota (jamur air)
Oomycota hidup bebas, makanan diperolehnya dari sisa-sisa tumbuhan di danau atau kolam, dan reproduksi secara seksual dan aseksual. Secara  seksual menghasilkan hifa. Sedangkan, secara aseksual menghasilkan zoospora, yaitu spora yang mempunyai dua flagel yang da pat tumbuh menjadi hifa baru. Contoh: Saprolegnia (menempel pada tubuh ikan sebagai parasit).
2.2.4 Fungi
Fungi atau jamur termasuk organisme eukariotik karena sudah memiliki inti sel yang terbungkus membran.
Ciri-ciri jamur secara umum, yaitu bersel satu atau banyak dengan dinding sel dari zat kitin dan tidak berklorofil. Daur hidup jamur mempunyai keturunan diploid yang singkat. Jamur hidup sebagai saprofit dengan menguraikan bahan organik yang sudah mati atau sampah dan bangkai. Selain itu, beberapa jenis jamur hidup secara parasit, yaitu menumpang dan mengambil bahan organik dari inang yang masih hidup. Jamur parasit akan menyebabkan penyakit yang disebut mikosis. Contohnya: panu, kadas, kurap.
Kelas-kelas jamur meliputi:
a.     Zygomycotina
b.    Ascomycota
c.     Basidiomycota
2.2.5 Plantae(tumbuhan)
Kingdom plantae atau tumbuhan adalah istilah untuk organisme yang  memiliki ciri eukariotik dan multiseluler. Selain itu, organisme ini mampu melakukan fotosintesis untuk menghasilkan makanan karena memiliki klorofil.Berdasarkan berkas pembuluh, plantae dibagi kedalam dua kelom pok (divisi), yaitu Thallophyta dan Tracheophyta.
Ø  Thallophyta
Thallophyta mempunyai bagian tubuh yang sederhana, tidak mempunyai pembuluh angkut, akar, batang, dan daun sejati. Berikut ini yang termasuk Thallophyta.
a)      Algae (ganggang)
Algae banyak tumbuh di tempat basah, multiseluler, dapat benang atau berkoloni, memiliki klorofil sehingga mampu melakukan  fotosintesis. Tapi, ada juga yang memiliki pigmen lain. Reproduksi secara aseksual dengan fragmentasi. Sedangkan secara seksual dengan fertilisasi antara gamet jantan dan betina.    Algae dibedakan atas 4 kelompok, yaitu: Chloropyta (alga hijau), Chrysophyta (alga keemasan), Phaeophyta (alga cokelat), dan Rhodophyta (alga merah).
b)      Bryophyta (Lumut)
Bryophyta hidup di tempat-tempat yang lembap, mempunyai bagian-bagian tubuh yang menyerupai daun, batang dan akar, mampu melakukan fotosintesis karena memiliki klorofil. Dalam masa hidupnya me ngalami pergiliran keturunan (metagenesis) yang menghasilkan generasi penghasil gamet (gametofit) dan generasi penghasil spora (sporofit). Spora dihasilkan oleh sporogonium. Lumut dibagi menjadi dua kelompok, yaitu:
i.         Hepaticeae (Lumut hati)
Tumbuh secara horisontal, belum memiliki daun, dapat dibedakan menjadi lumut hati jantan dan betina. Alat reproduksinya adalah gemma, secara seksual dengan gametofit. Contoh: Marchantia.
ii.       Musci  (Lumut daun)
Tubuh lumut daun lebih menyerupai batang dan daun, hidup di tempat-tempat basah, berkelompok. Contoh: Sphagnum fimbriatun, Mnium.
Ø  Tracheophyta
Tumbuhan ya ng memiliki pembuluh angkut memiliki bagian-bagian tubuh yang terdiri dari akar, batang, dan daun sejati. Akar memiliki fungsi sebagai alat untuk menyerap air dan zat-zat mineral. Batang berfungsi sebagai alat transportasi dan pernapasan. Daun berfungsi sebagai organ untuk fotosintesis. Yang termasuk ke dalam Tracheophyta adalah:
a.       Pterydophyta
Mempunyai daun, batang, dan akar sejati, tidak berbunga. Akarnya berbentuk serabut, berfungsi untuk menyerap air dan zat makanan. Pterydophyta telah memiliki pembuluh angkut (xilem) dan (floem), dan mengalami metagenesis, seperti tumbuhan lumut. Pterydophyta dikelompokkan menjadi 4 divisio, yaitu: Psilophyta (paku purba), Lycophyta (paku kawat), Sphenophyta (paku ekor kuda), dan Pterophyta (paku sejati).
b.      Spermatophyta (tumbuhan berbiji)
Tumbuhan yang memiliki daun, batang, akar, dan bunga sebagai alat reproduksi dan menghasilkan biji. Bagian bunga yang menghasilkan gamet jantan disebut benangsari dan yang menghasilkan gamet betina disebut putik. Perkembangbiakan secara seksual dengan biji. Di dalam biji terdapat embrio/lembaga (calon tumbuhan baru).Spermatophyta dibagi menjadi dua kelompok yang didasarkan pada letak bijinya, yaitu:
Ø Gymnospermae (tumbuhan biji terbuka)
Gymnospermae tidak memiliki bunga yang sesungguhnya. Biji tidak terbungkus daun buah. Biji sebagai alat perkembangbiakan berbentuk k erucut yang disebut strobilus. Terdapat strobilus jantan dan strobilus betina. Gymnospermae terbagi menjadi 4 kelas, yaitu: – Cyadinae, contoh: Cycas rumphii (pakis haji). – Coniferae, contoh: Agathis alba (damar). – Gnetinae, contoh: Gnetum gnemon (melinjo). – Ginkyonae, contoh: Ginkgo biloba.
Ø Angiospermae (Tumbuhan biji tertutup)
Angiospermae memiliki bunga sejati sebagai alat reproduksi. Bakal biji diselubungi daun buah. Bunga-bunga pada Angiospermae ada yang lengkap maupun tidak lengkap. Bunga lengkap bila memiliki kelopak bunga, mahkota bunga, putik, dan benangsari. Biji terbungkus bakal buah. Setelah terjadi pembuahan, biji berkembang sehingga mengandung kandung lembaga (embrio) dan endosperma (cadangan makanan). Angiospermae dibagi menjadi dua kelas, berdasarkan keping daun lembaga, yaitu dikotil dan monokotil.
2.2.6 Animalia (Hewan)
Dunia hewan atau animalia meliputi dua kelompok besar, yaitu invertebrata (hewan yang tidak memiliki tulang belakang) dan vertebrata (hewan yang memiliki tulang belakang).
  1. Invertebrata
Invertebrata adalah kelompok hewan yang tidak memiliki tulang belakang. Animali yang termasuk dalam kelompok ini memiliki habitat yang sangat bervariasi, dari laut, sungai, darat, bahkan sampai di pegunungan. Hewan-hewan yang termasuk invertebrata antara lain: porifera (hewan berpori), coelenterata (hewan berongga), platyhelminthes (cacing pipih), nemathelmintes (cacing benang atau cacing gilik), annelida (cacing gelang), mollusca (hewan bertubuh lunak), anthropoda (hewan yang memiliki kaki bersendi-sendi) dan echinodermata (hewan berkulit duri).
  1. Vertebrata
Vertebrata pada umumnya terbungkus oleh lapisan tubuh (epidermis dan dermis). Vertebrata yang hidup di darat biasanya memiliki kulit menanduk dan memiliki tulang. Pada vertebrata tingkat rendah endosekeleton berupa tulang rawan. Adapun vertebrata yang sudah maju , endosekeleton berupa tulang keras. Sistem peredaran darah dilengkapi jantung dengan atriun dan ventrikel. Sistem pernafasan dilengkapi organ berupa ingsang, kulit dan paru-paru. Sistem eksresi dilengkapi dengan organ ginjal. Sistem reproduksi secara seksual antara hewan jantan dan betina.
Hewan yang termasuk vertebrata adalah :
1.      Pisces
Tubuh pisces ditutupi oleh sisik, memiliki alat gerak berupa sirip. Suhu tubuhnya berubah-ubah sesuai dengan lingkungan disebut poikilotermis. Habitatnya diperairan tawar, perairan laut dan perairan payau. Hewan ini bernapas menggunakan ingsang memiliki alat khusus yang berfungsi untuk mengetahui arah atau arus air disebut gurat sisi. Reproduksi terjadi secara seksual, pertemuan sel telur dan sperma terjadi diluar tubuh disebut pembuahan eksternal. Kelas pisces dibagi mennjadi tiga ordo, yaitu Agnatha, Chondrichtyes, dan Osteichthyes.
2.      Amphibia
Amphibia merupakan kelompok hewan dengen fase hidup yang berlangsung di air dan darat. Amphibia merupakan kelompok Vertebrata yang pertama keluar dari kehidupan dalam air. Amphibia memiliki kulit yang selalu basah dan berkelenjar, tidak memiliki sisip. Alat gerak berupa dua pasang kaki untuk berjalan atau berenang, berjari empat atau lima atau lebih sedikit, tidak bersirip. Mata memiliki kelopak yang dapat digerakkan. Mata juga memiliki selaput yang menmutupi mata saat berada dalam air (disebut Membrana niktitans).
            Pada mulut terdapat gigi dan lidah yang dapat dijulurkan. Pada saat masih kecil (berudu) bernapas dengan insang. Setelah dewasa bernapas dengan paru-paru dan kulit. Suhu tubuh berubah-ubah sesuai dengan lingkungannya disebut poikilotermis. Reproduksi amphibia berlangsung dengan pembuahan eksternal. Tubahnya memiliki sistem urogenital, artinya saluran kelamin dan saluran ekskresi bergabung menjadi satu dalam kloaka. Amphibia dibagi menjadi 3 ordo, yaitu stegoephalia, caudata, dan anura.
3.      Reptilia
Reptilia merupakan vertebrata yang mampu menyesuaikan diri di lingkungan kering di tanah. Kulitnya mengalami penandukkan (kornifikasi) untuk mencegah banyak hilangnya cairan tubuh. Tubuh dilengkapi dengan 2 pasang anggota gerak, masing-masing memiliki 5 jari, ada jenis yang tidak memiliki kaki. Reptilia berkembang biak dengan bertelur. Telur diletakkan disuatu tempat dan dibiarkan menetas sendiri. Namun, ada beberapa hewan yang mrngerami telurnya. Reptilia memiliki lubang kloaka yang transversal (plagiotremata). Reptilia memiliki gigi untuk mempertahankan diri serta mengunyah makanan. Pernapasan reptilia selalu dengan paru-paru. Pada chelonia bernapas juga dengan kloaka. Sistem peredaran darah berupa jantung yang terdiri atas 2 serambi dan 2 bilik dengan sekat yang tidak sempurna (foramen panizzae) contohnya pada crocodilia sehingga pemisah darah tidak sempurna. Reptilia dibagi menjadi empat ordo, yaitu Chelonia, Rhynchocephalia, Squamata, dan Brocodilia.
4.      Aves
Tubuh aves terbungkus oleh bulu, memiliki dua pasang anggota gerak, yaitu berupa sepasang sayap dan sepasang kaki. Masing-masing kaki berjari 4 buah, cakar terbungkus oleh kulit yang menanduk dan bersisik.
Pada mulut terdapat paruh atau sudu (cocor) yang terbungkus oleh zat tanduk. Respirasi dilakukan dengna paru-paru dan berhubungan dengan kantong udara (saccus pneumaticus). Suhu tubuh tidak dipengaruhi oleh lingkungan, disebut homoiotermis, sehingga suhu tubuh tetap.
Hewan ini tidak memiliki kantong kencing. Pada hewan betina hanya terdapat ovarium dan oviduk kiri. Fertilisasi terjadi di dalam tubuh hewan betina sehingga (fertilisasi internal). Aves dikelompokan antara lain menjadi ordo-ordo berikut Archaeornithes, Struthioniformes, Galliformes, Columbiformes, Passeriformes, Anseriformes.
5.      Mamalia
Hewan mamalia memiliki kelenjar susu untuk menyusui anaknya serta mengasuhnya dalam waktu tertentu. Mamalia merupakan kelompok hewan yang tertinggi tingkatannya. Tubuhnya tertutup oleh rambut, kulit banyak mengandung kelenjar (sebasea/kelenjar minyak,sudorifera/kelenjar keringat,bau, dan susu/glandula mamae). Mamalia memiliki 4 anggota gerak. Jantung terdiri atas 4 ruang yang sempurna, yaitu 2 atrium dan 2 ventrikel. Pernapasan berlangsung dengan organ paru-paru. Sistem ekskresi dengan ginjal, kulit dan paru-paru. Hewan jantan memiliki alat kopulasi berupa penis, sedangkan yang betina memiliki vagina. Hewan betina biasanya memiliki plasenta yang menghubungkan embrio dengan dinding uterus. Pembuahan terjadi secara internal. Embrio akan berkembang dalam tubuh induk betina dan setelah lahir akan disusui. Mamalia dikelompokkan menjadi beberapa ordo, antara lain Monotremata, Marsupialia, Chiroptera, Primata, Cetacea, Carnivora, Artiodactyla.
2.3  Kenaekaragaman Makhluk Hidup
2.3.1 Keanekaragaman Ekosistem
     Ekosistem merupakan suatu satuan lingkungan yang terdiri atas unsur-unsur biotik (jenis-jenis makhluk hidup), faktor-faktor fisik (iklim, air, dan tanah) dan kimia (keasaman, salinitas) yang saling berinteraksi satu sama lainnya. Ekosistem terdiri atas perpaduan berbagai jenis, kondisi lingkungan fisik dan kimia yang beraneka ragam. Oleh karena itu, jika susunan komponen jenis dan susunan faktor fisik serta kimianya berbeda, ekosistem yang dihasilkanpun akan berbeda. Ekosistem yang satu dengan ekosistem yang lain tidak mungkin akan tersusun dari organisme-organisme yang sama serta unsur-unsur kimia yang sama pula. Dengan demikian, suatu tipe ekosistem tertentu akan terdiri atas kombinasi organisme dan unsur lingkungan yang khas, yang berbeda dengan susunan kombinasi ekosistem yang lain.
2.3.2 Kenaekaragaman Jenis
Jenis merupakan satuan organisme yang dapat dikenal dari bentuk dan penampilannya yang terdiri atas pengelompokan populasi dan bagian individu yang mampu salin berkawin sesamanya secara bebas (tetapi tidak dapat melakukannya dengan jenis lain), untuk menghasilkan keturunan yang menyerupai tetuanya. Untuk kelompok individu yang tidak berkembang biak secara kawin, misalnya pada kebanyakan jenis mikrobia batasan jenis ditentukan oleh kemampuannya dalam menduduki relung yang sama.
Jenis terbentuk dari kesesuaian kandungan genetik yang mengatur sifat-sifat kebakaan dengan lingkungan tampat hidupnya. Karena lingkungan tempat hidup jenis beraneka ragam, maka jenis yang dihasilkan akan beraneka ragam pula. Pada umumnya proses terjadinya jenis berlangsung secara perlahan-lahan dan dapat memakan waktu ribuan tahun.  Proses ini berlangsung melalui perubahan penyesuaian atau evolusi jenis lain yang sudah ada sebelumnya. Dalam waktu yang sangat lama proses evolusi telah membentuk jutaan jenis yang berbeda-beda. Proses ini mengakibatkan terdapatnya keterkaitan antara jenis yang satu dengan jenis yang  lainnya. Keterkaitan inilah yang dikenal dengan kekerabatan.
2.3.3 Keanekaragaman Genetik
     Setiap jenis, umumnya terdiri dari beberapa populasi, yang tersusun dari sekumpulan individu yang banyak sekali jumlahnya. Seluruh warga suatu jenis memiliki kerangka dasar komponen genetik yang sama. Akan tetapi setiap kerangka dasar tadi tersusun oleh ribuan faktor pengatur kebakaan. Faktor inilah yang menentukan apakah suatu bibit jagung berbiji putih, kuning, merah, ungu atau lainnya, atau apakah seekor ayam akan berbulu hitam, coklat, putih, abu-abu atau totol. Untuk setiap sifat yang nampak tadi, atau juga yang tidak jelas terlihat, akan ada satu faktor pengaturnya yang disebuut gen.
     Sekalipun individu-individu suatu jenis memiliki kerangka dasar komponen genetik yang sama, setiap individu ternyata memiliki komponen faktor yang berbeda-beda bergantung peda penurunnya. Susunan perangkat faktor genetik ini menentukan sifat yang disandang individu yang bersangkutan. Keanekaragaman genetik suatu jenis ditentukan oleh keanekaragaman susunan faktor genetik yang terkandung dalam jenis yang bersangkutan.
     Jadi, masing-masing individu dalam suatu jenis mempunyai susunan faktor genetik yang tidak sama dengan susunan genetik individu yang lain, meskipun dalam jenis yang sama. Selain ditentukan oleh faktor genetiknya, sifat yang terlihat dari luar pada masing-masing individu, ditentukan pula oleh keadaan lingkungan atau perpaduan keduanya. Dua individu yang mempunya susunan genetik yang sama akan menunjukkan sifat luar yang sangat berbeda. Jika masing-masing lingkungan hidupnya sangat berbeda. Sebaliknya dua individu yang memiliki susunan genetik yang berbeda boleh jadi akan menunjukkan beberapa sifat luar yang mirip bila keduanya hidup dalam lingkungan yang sama.

BAB 3
PENUTUP
3.1 Simpulan
Makhluk hidup merupakan benda hidup yang mempunyai ciri khas yang membedakan dengan makhluk tak hidup. Ciri-ciri makhluk hidup yang membedakan dengan benda tak hidup antara lain; bernapas, bergerak, menerima dan menanggapi rangsang, berkembang biak, tumbuh dan berkembang, memerlukan makan dan mengeluarkan zat sisa.
Makhluk hidup di dunia ini sangat beraneka ragam. Keanekaragaman makhluk hidup menjadikan para ilmuan membuat suatu sistem yang dinamakan klasifikasi. Tujuan dari klasifikasi adalah mempermudah para ilmuan untuk mempelajari makhluk hidup sesuai dengan persamaan yang ada pada makhluk hidup. Para ahli taksonomi modern mengklasifikasikan semua makhluk hidup menjadi enam kingdom yang meliputi, Archaebacteria, Eubacteria, Protista, Fungi, Plantae, dan Animalia.
Keanekaragaman pada makhluk hidup dibagi menjadi: keanekaragaman ekosistem, keanekaragaman jenis, dan keanekargaman genetika.

3.2 Saran
Mengharapkan setiap mahasiswa Program Studi Pendidikan Sekolah Dasar pada khususnya dan dunia pendidikan pada umumnya, selalu berusaha menambah wawasannya tentang Ilmu Pengetahuan Alam, agar dapat menjadi generasi penerus yang memajukan bangsa dan negara dengan tetap mengahargai alam, serta lebih bijak memanfaatkan Sumber Daya Alam.
Terlebih lagi, kita sebagai calon pendidik diharapkan dapat mengajarkan kepada peserta didik kita tentang keanekaragaman makhluk hidup agar mereka lebih peduli terhadap makhluk hidup yang ada di alam semesta ini.


DAFTAR PUSTAKA
Rachmat, Agus. 2004. Konsep Dasar IPA II. Jakarta: Universitas Terbuka
Riandary, Henny. 2006. Theory and Application of Biology. Solo: Tiga Serangkai
Pustaka Mandiri
http://sumsel.kemenag.go.id/file/dokumen/cirimahlukhidup.pdf