Selasa, 19 Maret 2013

MAKHLUK HIDUP DAN LINGKUNGANNYA


MAKALAH IPA
MAKHLUK HIDUP DAN LINGKUNGANNYA


Dosen Pengampu: Drs. Daroni, M.Pd

Oleh :
1. Siwi Candra dinata           (1401412554)
2. Vinda Tri Astuti                (1401412377)
3. Dedy Sudianto                   (1401412525)
4. Indrawati                           (1401412608)
5. Ihksan Dwi P.                    (1201412612)



PGSD UPP TEGAL
FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG
TAHUN 2013
BAB 1
PENDAHULUAN
I.                   Latar Belakang
            Dalam materi Makhluk Hidup dan Lingkungannya ini kita akan membahas tiga pokok bahasan, yaitu pertama organisasi kehidupan, kedua saling ketergantungan antar makhluk hidup, dan ketiga pencemaran lingkungan serta etika lingkungan.
            Berdasarkan cirri-ciri yang dimiliki makhluk hidup, makhluk hidup ini dikelompokkan dalam beberapa kelompok-kelompok dalam sejumlah taksa. Walaupun kita ketahui bahwa makhluk hidup itu berkelompok sesame jenisnya, tapi kita juga mengetahui bahwa makhluk hidup itu juga bergantung sengan beberapa kelompok lain dan lingkungan sekitar. Apakah yang akan terjadi jika antar sesame makhluk hidup terjadi interaksi, dan apa yang akan terjadi jika makhluk hidup itu beraktivitas secara individu, serta akibatnya?
            Terjadinya kerusakan lingkunga disebabkan karena aktivitas manusia. Tanpa campur tangan manusia  alam berada dalam keseimbangan. Pencemaran itu tentu berpengaruh terhadap lingkungan sekitar. Untuk mengurangi pencemaran lingkungan itu, tentu kita sangat memerlukan etika lingkungan.
            Organisasi kehidupan, adanya saling ketergantungan antar makhluk hidup, pencemaran, etika lingkungan, dan hubungan makhluk hidup dengan lingkungannya.
            Di dalam suatu ekosistem senantiasa terjadi berbagai dinamika kehidupan seperti rantai makanan, jaring - jaring makanan, pembentukan biomassa, piramida makanan, siklus materi, aliran energi dan lain - lain. Dalam mengembangkan kesimpulan rantai makanan yaitu dengan adanya produsen, konsumen dan dekomposer maka dapat digunakan untuk membahas aliran energi dalam ekologi. Pada rantai makanan masing - masing kelompok organisme yang mempunyai jarak transfer makanan dari sumber energi akan menempati suatu tingkatan trofik tertentu. Pada umumnya produsen akan mempunyai tingkat trofik yang paling rendah.
II.                Rumusan Masalah
            Setelah kita mengetahui latar belakang materi yang dipaparkan diatas, kita dapat menarik beberapa rumusan masalah yang menjadi permasalahan dalam materi ini, diantaranya:
1.      Apa yang dimaksud dengan organisasi kehidupan? Komponen-komponen apa saja yang terdapat dalam organisasi kehidupan?
2.      Apa yang dimaksud dengan saling ketergantungan antar makhluk hidup dan contohnya?
3.      Apa pengertian pencemaran dan etika lingkungan?



III.             Tujuan Penulisan
Secara lebih rinci, setelah anda mempelajari makalah ini diharapkan dapat:
1.      Menjelaskan konsep individu, populasi, komunitas, ekosistem, bioma, dan biosfer.
2.      Membedakan pengertian dari individu, populasi, komunitas, ekosistem, bioma, dan biosfer.
3.      Menjelaskan adanya saling ketergantungan antar makhluk hidup,
4.      Menjelaskan dan membedakan piramida ekologi,
5.      Menerangkan sebab dan akibat pencemaran,
6.      Menjelaskan tentang etika lingkungan.


BAB 2
PEMBAHASAN

2.1. ORGANISASI KEHIDUPAN
Mempelajari lingkungan hidup perlu memahami konsep konsep ekologi, karena salah satu kehidupan lingkungan hidup adalah ekologi. Untuk lebih detailnya, terlebih dahulu kita membahas arti individu dalam keseharian. Anda tentu sering melihat seekor anak berjalan atau sebatang pohon jambu tumbuh di pekarangan. Yang anda lihat tersebuat adalah satu makhluk hidup. Satu makhluk hidup yang anda lihat itu disebut individu. Individu selalu bersifat tunggal. Pernahkah anda menanam ubi kayu dengan cara stek? Potongan ubi kayu itu akan tumbuh menjadi individu baru. Telur burung berasal dari induk burung betina dapat menetas dan menghasilkan individu burung. Makhluk hidup cenderung berkumpul atau tumbuh dengan sejenisnya. Coba anda amati kambing berkumpul dengan kambing lainnya, ayam dengan ayam lainnya, bambu kuning serumpun dengan bambu kuning dalam istilah biologi disebut satu spesies. Perlu anda ketahui bahwa organisme yang sama spesiesnya menurut pembawaannya mempunyai sifat morfologi, anatomi, dan fisiologis yang sama. Sifat-sifat tersebut juga dimiliki oleh keturunannya.
Populasi dalam arti ekologi sekumpulan individu sejenis yang hidup dan berbiak pada suatu daerah tertentu pada waktu tertentu. Populasi sangat berperan dalam mempelajari ekologi atau dengan kata lain bahwa satuan dasar pengkajiannya adalah populasi. Kelompok makhluk hidup disawah membentuk suatu populasi. Populasi yang ada di sawah antara lain, sekelompok tanaman padi, sekelompok semanggi, sekelompok burung pipit  yang sejenis, sekelompok keong, sekelompok belalang, sekelompok hama wereng, sekelompok tikus. Menurut Soeriatmadja R.E (1981) bahwa untuk menentukan batasan populasi adalah dengan berdasar kepada adanya pengaruh satu individu terhadap individu lain dalam populasi. Jadi populasi adalah kumpulan individu sejenis yang selalu melakukan saling hubungan. Saling hubungan antar anggota populasi dapat berupa persaingan dalam mempertahankan hidupnya atau dalam memperbanyak kelompoknya yang disebut kompetisi. Pertumbuhan populasi dipengaruhi oleh tersedianya bahan makanan dan ruang tempat hidupnya. Pertumbuhan cenderung akan melaju terus dengan cepat bila bahan bahan untuk hidup berlimpah dan ruang geraknya makin luas. Sebaliknya populasi akan mengendor pertumbuhannya bila ruang dan bahan-bahan untuk hidupnya menjadi terbatas.

Setelah populasi terbentuk dan tumbuh terus maka akan menjadi komunitas. Menurut Odum, E.P. (1993)  Komunitas adalah semua organisme baik hewan maupun tumbuhan yang menghuni satu derah. Komunitas dapat berupa kumpulan populasi dari berbagai makhluk hidup, mulai kumpulan semak rumput alang-alang, populasi serangga di batang kayu yang membusuk, sekumpulan belalang, hingga populasi kuda.
Dalam komunitas akan terjadi hubungan organisme dengan sesamanya dan dengan lingkungannya disebut ekosistem. Ekosistem merupakan suatu sistem, terdiri atas komponen hayati atau makhluk hidup dan nonhayati seperti tanah, air, udara, bangunan dan lain-lainnya. Singkatnya ekosistem merupakan kumpulan organisme yang membentuk komunitas bersama lingkungan fisiknya.
Berdasar fungsinya suatu ekosistem terdiri atas :
1.    Makhluk hidup autotrof yaitu mahkluk hidup yang dapat membuat makanan sendiri
2.    Mahkluk hidup heterotrof yaitu mahkluk hidup yang tidak dapat membuat makanan sendiri, untuk hidupnya harus memakan mahkluk lain.
Berdasar penyusunnya suatu ekosistem terdiri atas :
1.    Abiotik yaitu tanah, air, udara, batu dan benda tak hidup lainnya
2.    Biotik yaitu
·      Produsen : mahkluk hidup autotrof
·      Konsumen : hewan, manusia
·      Pengurai : organisme heterotrofik yang menguraikan organisme mati dan hasilnya untuk produsen
Secara garis besar ekosistem dapat dibedakan atas ekosistem daratan da ekosistem perairan. Ekosistem daratan dapat berupa pekarangan, ladang, sawah,padang, dan gurun. Ekosistem perairan  dapat berupa air tawar yang menggenang, air tawar yang mengalir, payau dan lautan. Di antara kedua ekosistem tersebut ada ekosistem transisi yang disebut lingkungan air payau yaitu pertemuan antar perairan air tawar dengan air laut.



Tempat mahkluk hidup biasanya tinggal atau tumbuh secara alamiah yang berukuran luas disebut bioma. Bioma memiliki berbagai jenis di dunia, antara lain :
1.    Hutan hujan tropis  -> terdapat di Indonesia, Asia Tenggara, Australia
2.    Hutan musim tropis -> terdapat di Asia Tenggara dan India
3.    Hutan iklim sedang -> terdapat di pantai Pasifik (California – Washington)
4.    Taiga -> terdapat di Amerika utara, Eropa, peg. di Asia
5.    Savana -> terdapat di NTT, Irian Jaya, Australia
6.    Gurun -> terdapat di Afrika, Arab, Australia, Amerika serikat


2.2.       SALING KETERGANTUNGAN ANTARA MAKHKUK HIDUP
            Kehidupan makhluk hidup sangat bergantung kepada komponen makhluk tidak hidup atau factor fisik, misalnya dalam memperoleh makanan. Makhluk hidup memperoleh makanan dari alam dan penyebarannya pun dikendalikan oleh toleransinya terhadap kondisi lingkungan. Aktifitas makhluk hidup atau komponen biotik juga mempengaruhi lingkungan fisik atau komponen abiotic.
            Contoh dimana aktivitas makhluk hidup mempengaruhi lingkungan fisik.
a.       oksigen yang berada diudara adalah hasil fotosintesis tumbuh – tumbuhan. Dan menghasilkan oksigen ke air dan udara.
b.      Akibat asam yang dikeluarkan oleh jamur dapat melarutkan mineral yang ada dalam tanah,sahingga mempercepat hancurnya batu – batuan. Terbentuknya tanah dari batuan antara lain seperti akibat hewan penggali tanah, sepwrti cacing, kepiting,serangga – serangga tanah dan lain – lain. Jadi tumbuhan – tumbuhan memegang peranan penting dalam pembentukan sifat – sifat tanah.
c.       Secara tidak langsung daerah yang terkena gempa dan angina rebut, susunan dan sifat-sifat tanahnya akan berubah sebagai akibat banyaknya pembentukan tumbuh-tumbuhan yang tumbang dan pembusukan bangkai-bangkai hewan yang mati.

Semua organisme ememerlukan energi atau tenaga untuk hidupnya. Ada organisme yang memperoleh makanan dengan jalan membuat sendiri seperti organisme ototrof yang dapat berfotosintesis karena memperoleh klorofil atau zat hijau daun. Tatapi ada pula organisme yang memperoleh makanannya dengan jalan memakan organisme lain yang disebut organisme heterotrof
Untuk tingkat makan memakan antara organisme itu disebut tingkat tropic. Tumbuhan hijau atau tumbuhan berklorofil dapat membuat makanannya sendiri dengan jalan fotosintesis,maka tumbuhan itu disebut produsen. Ulat yang makan tumbuhan disebut konsumen pertama. Ulat dimakan burung, berarti burung konsumen kedua. Dan begitu seterusnya.
Hewan yang makanan utamanya tumbuhan disebut herbivore, dan hewan yang makanan utamanya daging disebut carnivora. Mengingat semua organisme akan mati,maka karnivora tingkat terakhir pun akan mati,dan bangkainya akan dimakan jasad renik atau pengurai yang berupa bakteri dan jamur. Hasil penguraian semua bangakai organisme itu akan dimanfaatkan atau akan dimakan oleh tumbuhan.sehingga dalam hal ini akan terlihat terjadinya suatu daur atau siklus makan – memakan.kumpulan beberapa rantai makanan disebut jarring-jaring makanan.
Setiap rantai makanan yang panjang akan terbentuk gambaran seperti  piramida, karena setiao perpindahan energi akan dilepaskan panas. Jadi dari produsen kekonsumen pertama ada panas yang dilepas ,dari konsumen pertama ke konsumen kedua juga ada panas yang dilepas,begitu seterusnya sampai dipuncak. Makin kepuncak dari urutan rantai makanan makin menyempit sehingga terbentuk gambar piramida.
Bila anda memperhatikan suatu jaring-jaring makanan, kemudian dihitung jumlah makahluk hidup yang membentuknya akan diperoleh gambar bentuk piramida.gambaran yang berbentuk piramida ini disebut piramida ekologi. Alas piramida atau tingkat pertama yang berada paling bawah dari piramida merupakan produsen atau tubuhan hijau. Puncak dari piramida merupakan konsumen akhir yang biasanya diduduki karnivora. Susunan piramida dari mulai produsen sampai konsumen puncak disebut tingkat tropik atau setruktur tropik.
Dalam ekosistem terdapat 3 piramida ekologi, yaitu :
a.      Piramida jumlah yang artinya melukiskan jumlah individu yang membentuknya. Dasar dari piramida jumlah ini adalah semua organisme autotrof yang dapat membuat makanannya sendiri dengan jalan fotosintesis. Dalam piramida ini harus lebih banyak invidunya dari tingkat diatas-atasnya.
b.      Piramida biomasa dapat memberikan gambaran yang lebih jelas tentang hubungan tingkat-tingkat pada jaring-jaring makanan yang ada. Sebab apabila jumlah berat kering organisme dari tiap tingkat trofik dilukiskan, maka akan diperoleh bentuk piramida yang sesungguhnya. Jadi piramida biomasa digambarkan dalam satuan berat kering persatuan luas atau dihitung dalam kilogram atau gram/m2.
c.       Piramida energi memberikan gambaran yang terbaik tentang sifat fungsional dari komunitas, karena jumlah dan berat organisme dapat ditunjang pada setiap tingkat tergantung pada setiap energy yang dihasilkan dan digunakan. Piramida energi dihitung dalam kalori per satuan luas per tahun atau kal/m2/tahun. Pada piramida energi akan diketahui bahwa beberapa organisme produsen mungkin jumlah biomas yang dimilikinya lebih sedikit, tetapi jumlah energi yang dihasilkan dan diberikan kepada konsumen itu lebih tinggi dari produsennya.


2.3.       PENCEMARAN DAN ETIKA LINGKUNGAN
            Mungkin anda sudah sering mengamati keadaan lingkungan di sekitar anda. Disekolah, kampus, bahkan daerah sekitar tempat tinggal anda. Bagaimanakah kebersihan ditempat-tempat tersebut? Apakah sudah sesuai dengan apa yang anda harapkan? Sudahkah cukup rapikah? Apakah kota anda sudah tercemar oleh asap yang dihasilkan dari asap pabrik, kendaraan, serta limbah industri?  Banyak masalah pencemaran yang perlu diwaspadai, seperti hujan asam, efek rumah kaca, penipisan ozon, juga pencemaran perairan.
            Tahukan anda apa penyebab timbulnya kerusakan itu? Penyebab utama kerusakan lingkungan ini adalah jumlah pertumbuhan penduduk di dunia dan bekembangnya teknologi. Dengan berkembangnya jumlah penduduk, mendorong berkembangnya kebutuhan-kebutuhan penduduk, seperti sandang, pangan, papan, serta berbagai perlengkapan untuk hidup.
            Beberapa Negara telah melakukan berbagar cara untuk mengatur pertumbuhan penduduk, namun pada kenyataannya hal ini dinilai kurang mencapai target. Contohnya saja di beberaapa daerah di Indonesia. Di Jawa saja jumlah penduduk sudah melampaui daya dukung lingkungan. Hal ini menyebabkan terjadinya kerusakan lingkungan. Selain itu, perkembangan teknologi yang menghasilkan alat-alat dan bahan yang juga mengakibatkan pencemaran lingkungan. Contohnya pabrik-pabrik, kapal, kereta api, pesawat, dan sebagainya.
1.      Kerusakan lingkungan
Kerusakan lingkungan dapat kita jumpai dipedesaan maupun perkotaan. Perubahan lokasi strategis yang seharusnya dijadikan lahan hijau menjadi bangunan-bangunan sangat disayangkan. Semakin bertambahnya jumlah bangunan maka kerusakan lingkungan semakin besar. Di kota-kota besar sudah jarang kita temui lahan hijau, yang selalu kita temui adalah bangunan-bangunan yang menjulang tinggi. Namun jika kita pergi ke kota-kota kecil seperti kerrawang, magelang, dan sejumlah daerah lain, kita masih dapat menjumpai hamparan lahan hijau sebagai pemandangan mata.
      Menurut UNEP (United Nation Environment Program) tahun 1981 kerusakan hutan di dunia setiap tahun sekitar 11,1 juta hektar hutan tropis dan hutan savana. Menurut  Kartawinata (1975), pengrusakan hutan alam di Indonesia telah mencapai proporsi yang besar dan akan menimbulkan pengaruh ekologis yang merugikan. Namun saat ini perhatian pemerintah terhadap hutan cukup menggembirakan.

      Di pesisir pantai juga banyak kita temui hutan bakau yang mulai rusak. Tahukah anda apa akibatnya jika hutan bakau rusak? Jika hutan bakau rusak maka hal ini akan mempengaruhi jumlah produksi perikanan, khususnya udang, kerang, tiram, kepiting, juga ikan yang biasa hidup di pesisir pantai. Selain itu rusaknya hutan bakau juga akan mengakibatkan:

a.       Terkikisnya pantai oleh gempuran ombak,
b.      Hancurnya ekosistem terunbu karang,
c.       Kurangnya kesuburan perairan disekitar hutan bakau,
d.      Burung-burung darat yang biasa menggunakan hutan bakau sebagai habitatnya akan kehilangan tempat,
e.       Meningkatnya penyakit malaria di bekas hutan bakau.

2.      Pencemaran Lingkungan
  Pencemaran lingkungan di bagi menjadi 3 bagian:
a.       Pencemaran tanah
b.      Pencemaran air/perairan
c.       Pencemaran udara

a.      Pencemaran Tanah
          Pencemara tanah terjadi karena tidak dapat berfungsinya tanah tersebut  dengan baik sebagai daratan. Pengalihan  tanah menjadi kawasan pabrik, pertokoan dan lainnya, selain itu bahan-bahan kimia yang ada juga menyebabkan pencemaran tanah ini. Misalnya, jika kita menggunakan bahan kimia untuk memberantas hama, maka sisa-sisa bahan kimia itu akan membekas di tanah. Hal ini yang menyebabkan tanaman sukar tumbuh. Selain itu plastic, botol bekas, kaleng bekas, yang dibuang dari pertokoan jg menyebabkan pencemaran tanah. Untuk mengatasi hal ini diperlukan penanganan khusus.

b.      Pencemaran Air
            Air merukapan kebutuhan manusia yang sangat penting. Air mengandung banyak karbohidrat, protein, lemak, dan senyawa-senyawa lain, yang merupakan bahan makanan bagi organisme air.
            Pencemaran air adalah peristiwa masuknya zat, energi, unsur, atau komponen lainnya kedalam air sehingga menyebabkan kualitas air terganggu. Kualitas air yang terganggu ditandai dengan perubahan bau, rasa, dan warna. Tindakan manusia dalam pemenuhan kegiatan sehari-hari, secara tidak sengaja telah menambahjumlah bahan anorganik pada perairan dan mencemari air. Misalnya, pembuangan detergen ke perairan dapat berakibat buruk terhadap organisme yang ada di perairan. Pemupukan tanah persawahan atau ladang dengan pupuk buatan, kemudian masuk ke perairan akan menyebabkan pertumbuhan tumbuhan air yang tidak terkendali yang disebut eutrofikasi atau blooming. Beberapa jenis tumbuhan seperti alga, paku air, dan eceng gondok akan tumbuh subur dan menutupi permukaan perairan sehingga cahaya matahari tidak menembus sampai dasar perairan. Akibatnya, tumbuhan yang ada di bawah permukaan tidak dapat berfotosintesis sehingga kadar oksigen yang terlarut di dalam air menjadi berkurang.


Ditinjau dari asal polutan dan sumber pencemarannya, pencemaran air dapat dibedakan antara lain :
1.       Limbah Pertanian
Limbah pertanian dapat mengandung polutan insektisida atau pupuk organik. Insektisida dapat mematikan biota sungai. Jika biota sungai tidak mati kemudian dimakan hewan atau manusia, orang yang memakannya akan keracunan. Untuk mencegahnya, upayakan agar memilih insektisida yang berspektrum sempit (khusus membunuh hewan sasaran) serta bersifat biodegradabel (dapat terurai oleh mikroba) dan melakukan penyemprotan sesuai dengan aturan. Jangan membuang sisa obat ke sungai. Sedangkan pupuk organik yang larut dalam air dapat menyuburkan lingkungan air (eutrofikasi).
2.       Limbah Rumah Tangga
Limbah rumah tangga yang cair merupakan sumber pencemaran air. Dari limbah rumah tangga cair dapat dijumpai berbagai bahan organik (misal sisa sayur, ikan, nasi, minyak, lemek, air buangan manusia) yang terbawa air got/parit, kemudian ikut aliran sungai.
Adapula bahan-bahan anorganik seperti plastik, alumunium, dan botol yang hanyut terbawa arus air. Sampah bertimbun, menyumbat saluran air, dan mengakibatkan banjir. Bahan organik yang larut dalam air akan mengalami penguraian dan pembusukan. Akibatnya kadar oksigen dalam air turun dratis sehingga biota air akan mati. Jika pencemaran bahan organik meningkat, kita dapat menemui cacing Tubifex berwarna kemerahan bergerombol.
Di kota-kota, air got berwarna kehitaman dan mengeluarkan bau yang menyengat. Di dalam air got yang demikian tidak ada organisme hidup kecuali bakteri dan jamur. Dibandingkan dengan limbah industri, limbah rumah tangga di daerah perkotaan di Indonesia mencapai 60% dari seluruh limbah yang ada.
3.      Limbah Industri
Adanya sebagian industri yang membuang limbahnya ke air. Macam polutan yang dihasilkan tergantung pada jenis industri. Mungkin berupa polutan organik (berbau busuk), polutan anorganik (berbuih, berwarna), atau mungkin berupa polutan yang mengandung asam belerang (berbau busuk), atau berupa suhu (air menjadi panas). Pemerintah menetapkan tata aturan untuk mengendalikan pencemara air oleh limbah industri. Misalnya, limbah industri harus diolah terlebih dahulu sebelum dibuang ke sungai agar tidak terjadi pencemaran.
Di laut, sering terjadi kebocoran tangker minyak karena bertabrakan dengan kapal lain. Minyak yang ada di dalam kapal tumpah menggenangi lautan dalam jarak ratusan kilometer. Ikan, terumbu karang, burung laut, dan hewan-hewan laut banyak yang mati karenanya. Untuk mengatasinya, polutan dibatasi dengan pipa mengapung agar tidak tersebar, kemudian permukaan polutan ditaburi dengan zat yang dapat menguraikan minyak.

4.      Penangkapan Ikan Menggunakan racun
Beberapa penduduk dan nelayan ada yang menggunakan tuba (racun dari tumbuhan atau potas (racun)untuk menangkap ikan tangkapan, melainkan juga semua biota air. Racun tersebut tidak hanya hewan-hewan dewasa, tetapi juga hewan-hewan yang masih kecil. Dengan demikian racun yang disebarkan akan memusnahkan jenis makluk hidup yang ada didalamnya. Kegiatan penangkapan ikan dengan cara tersebut mengakibatkan pencemaran di lingkungan perairan dan menurunkan sumber daya perairan.

Akibat yang dtimbulkan oleh pencemaran air antara lain :
1. Terganggunya kehidupan organisme air karena berkurangnya kandungan oksigen.
2. Terjadinya ledakan populasi ganggang dan tumbuhan air (eutrofikasi, dan
3. Pendangkalan Dasar perairan.
4. Punahnya biota air, misalnya ikan, yuyu, udang, dan serangga air.
5. Munculnya banjir akibat got tersumbat sampah.
6. Menjalarnya wabah muntaber.

c.       Pencemaran Udara
Pencemaran udara diartikan sebagai adanya bahan-bahan atau zat-zat asing di dalam udara yang menyebabkan perubahan susunan (komposisi) udara dari keadaan normalnya. Kehadiran bahan atau zat asing di dalam udara dalam jumlah tertentu serta berada di udara dalam waktu yang cukup lama, akan dapat mengganggu kehidupan manusia. Bila keadaan seperti itu terjadi maka udara dikatakan telah tercemar
Berdasarkan Peraturan Pemerintah RI No. 41 tahun 1999 mengenai Pengendalian Pencemaran udara, yang dimaksud dengan pencemaran udara adalah masuknya atau dimaksuknya zat, energi dan/atau komponen lain ke dalam udara ambient oleh kegiatan manusia sehingga mutu udara ambient turun sampai ke tingkat tertentu yang menyebabkan udara ambient tidak memenuhi fungsinya.
Bahan-bahan pencemaran udara dapat berupa:
1)      Gas, seperti CO2, CO, SO, NO, NO2, dan O3
2)      Titik-titik cairan, yaitu awan yang tinggi sekali atau kabut yang dekat dengan permukaan tanah, yang terdiri dari uap air yang mengembun menjadi titik-titik air, apabila titik-titik air ini bersentuhan dengan partikel padat yang menyerap SO­2 akan membentuk Sulfat. Asam Sulfat ini yang membahayakan kesehatan. Awan atau kabut yang dekat permukaan tanah akan menghalangi dan menyebabkan sesak nafas.
3)      Butiran padat (partikel padat), meliputi jelaga dalam asap, debu-debu logam, ter, serbuk bunga, spora jamur yang berterbangan, belerang, timah, dan sebagainya.
4)      Pamanasan bumi dan efek rumah kaca,
2.4.       ETIKA LINGKUNGAN
Etika berasal dari kata Yunani yaitu “ethos” yang berarti adat istiadat atau kebiasaan.Etika dimengerti sebagai refleksi kritis tentang bagaimana manusia hidup dan bertindak dalam situasi konkrit dan tertentu.
Definisi Moral: Moral Ajaran tentang apa yang dilarang dan apa yang wajib dilakukan oleh manusia supaya bisa menjadi baik.

MODEL TEORI ETIKA LINGKUNGAN
Secara teoritis terdapat 3 model teori etika lingkungan, yaitu:
• Antroposentrisme, Teori yang memandang manusia sebagai pusat dari sistem alam semesta.
• Biosentrisme, Teori ini menganggap serius setiap kehidupan mahkluk hidup di alam semesta.
•Ekosentrisme, Teori kelanjutan dari Biosentrisme.

Manusia hanya bisa hidup dan berkembang sebagai manusia utuh tidak hanya dalam komunitas sosial, tetapi juga dalam komunitas ekologis, yaitu mahluk yang kehidupannya tergantung dari dan terkait erat dengan semua kehidupan lain di alam semesta. Manusia dipahami sebagai makhluk biologis dan ekologis. Etika ini memandang bahwa manusia tidak hanya sebagai makhluk sosial

A.    Sebab – sebab Terjadinya Krisis Lingkungan
Ada beberapa factor yang menyebabkan terjadinya krisis lingkungan, diantaranya:
1.      Perkembangan teknologi. penggunaan teknologi yang makin pesat membutuhkan sumber daya alam yang cukup banyak, sehingga di eskploitasi habis-habisan.
2.      Ledakan penduduk pesat. Hal ini menyebabkan kebutuhan SDA yang besar, sehingga SDA dikuras terus menerus.
3.      perkembangan ekonomi. Kemajuan ekonomi menyebabkan gaya hidup pamer dan konsumsi berlebihan dari sewajarnya. Hingga memboroskan SDA.
4.      Pembangunan. Pembangunan yang tidak berlanjut karena tidan berwawasan lingkungan, menyebabkan habisnya SDA yang tidak dapat diperbaharui.
5.      Energy. Perkembangan transportasi dan kebutuhan teaga listrik yang meningkat, menyebabkan pencemaran.
6.      Urbanisasi. Akibat fasilitas hidup lebih baik dan mudahnya memperoleh pekerjaan di kota besar menyebabkan terjadinya urbanisasi. Hal ini menyebabkan kurangnya perumahan, banyaknya pengangguran, banyaknya limbah pemukiman sehingga menimbulkan pemukiman kumuh.


B.     Prinsip-Prinsip Etika Lingkungan Hidup
1. Sikap hormat terhadap alam
2. Prinsip tanggung jawab
3. Prinsip solidaritas kosmis
4. Prinsip kasih sayang dan kepedulian terhadap alam
5. Prinsip “no harm”
6. Prinsip hidup sederhana dan selaras dengan alam
7. Prinsip keadilan
8. Prinsip demokrasi
9. Prinsip integritas moral

BAB 3
PENUTUP

3.1.       Kesimpulan
Mempelajari lingkungan hidup perlu memahami konsep konsep ekologi, karena salah satu kehidupan lingkungan hidup adalah ekologi. Organisme yang sama spesiesnya menurut pembawaannya mempunyai sifat morfologi, anatomi, dan fisiologis yang sama. Sifat-sifat tersebut juga dimiliki oleh keturunannya.
ekosistem merupakan kumpulan organisme yang membentuk komunitas bersama lingkungan fisiknya. Berdasarkan fungsinya terdiri dari makhluk hidup autotrof dan heterotrof. Berdasarkan penyusunannya terdiri dari biotik dan abiotik. Dalam ekosistem terdapat tiga piramida ekologi, yaitu piramida jumlah, bioma, dan energy.
            Pencemaran yaitu berubahnya tatanan lingkungan oleh kegiatan manusia atau proses alami, sehingga mutu kualitas lingkungan turun sampai tingkat tertentu yang menyebabkan lingkungan tidak dapat berfungsi sebagaimana mestinya. Masuknya bahan pencemar atau polutan kedalam lingkungan tertentuyang keberadaannya mengganggu kestabilan lingkungan.
Etika berasal dari kata Yunani yaitu “ethos” yang berarti adat istiadat atau kebiasaan.Etika dimengerti sebagai refleksi kritis tentang bagaimana manusia hidup dan bertindak dalam situasi konkrit dan tertentu.

3.2.       Saran
Sebagai seorang warga negara yang baik kita dituntut untuk selalu menjaga kelestarian lingkungan terlebih lagi di sekitar kita. Menjaga keseimbangan lingkungan sangat bermanfaat  untuk bekal kita dan genersi penerus kita kelak, agar generasi kita bisa ikut menikmatinya.
Kita sebagai calon pendidik diharapkan dapat mengajarkan kepada peserta didik kita tentang Organisasi Kehidupan, Pencemaran dan Etika Lingkungan, agar mereka lebih peduli terhadap makhluk hidup dan lingkungan yang ada di alam semesta ini.


BAB IV
DAFTAR PUSTAKA




Tidak ada komentar: